Wahai para pemimpin yang semoga senantiasa berada dalam lindungan
Nya. Apa yang kau pikirkan sebelum kau menduduki kursi terhormat, sebagai
pengemban amanah rakyat? Terlintaskah dalam pikiranmu jika beban yang ada dalam
pundakmu sungguh sangat berat. Bukanlah suatu kebanggaan karena bersilaukan
kemewahan dan kekuasaan, tapi sebuah kecelakaan saat kau tak mampu
mempertanggung jawabkan hal yang sudah di amanahkan rakyat kepadamu. Bukan
menyangkut satu orang-dua orang ,tapi menyangkut ratusan juta nyawa
menggantungkan harapan yang baik terhadap mu.
Saat kau di pilih oleh rakyat, mereka
percaya kau akan mampu membawa angin perubahan untuk kehidupan mereka di hari
esok. Seperti janjimu yang di umbar saat kau mengkampanyekan
partaimu dengan memberikan janji-janji manis yang memang hanya sekedar pemanis
belaka. Kami rakyat tidak terlalu penting negri ini mau di atur siapa yang kami
butuhkan adalah kesejahtraan kami yang makin hari makin tak tersejahtrakan.
Tidak salahkan jika kami menuntut
kinerjamu yang makin hari makin miris karena lebih mementingkan diri sendiri
dan partaimu? Sedang rakyat terabaikan.
Kami mulai paham jika di negri ini kekuasaan memang di setting oleh orang-orang
yang berkepentingan. Dan inilah kelemahannya, ketika sebuah negara di atur oleh
orang-orang yang tidak memiliki misi dan visi yang jelas. Bagaimana nasib
bangsa dan rakyat negri ini di hari esok maka yang terjadi adalah
kerusakan dari waktu ke waktu? Yang ada hanya ambisi kekuasaan dengan menumpuk
kekayaan sebanyak-banyaknya.
Salahkah jika kami menuntut kesejahteraan pada orang-orang
yang memang di berikan amanah untuk mengurus rakyat dan memelihara kekayaan milik
rakyat yang ada di negri ini? Karena
kami berhak merasakan kekayaan negri ini, yang melimpah ruah. Namun kenyataan
nya dari hari kehari, yang kami rasakan adalah kesengsaraan. Wajah-wajah yang harusnya
memperjuangkan nasib kami semakin hari moralnya semakin menyedihkan.
Berita-berita yang di suguhkan ke pada
kami sungguh sangat memuakan. Korupsi, perselingkuhan, percekcokan partai dan berbagai
macam berita bobrok lainnya,setiap hari kami di suguhi berita-berita memuakan tak
adakah sedikitpun berita perestasi anak bangsa yang bisa di umbar kemedia, biar
kami tetap semangat di tengah degradasi moral masih ada sebagian pemuda yang terus
berjuang untuk bangsanya. Kemana idealisme yang kaudulu gembar-gemborkan pada semua orang?
Pudarkah seiring kekuasaan yang melenakan.
Kemana
engkau di saat rakyat membutuhkan perjuanganmu untuk membela kami kaum-kaum
proletar? Masihkan berbangga diri dengan kemewahan dan kekuasaanmu ketika
problematika sosial terjadi di depan
mata. Tidakkah hati nuranimu teriris ketika banyak balita kekurangan gizi, rakyat
miskin makan nasi aking, anak-anak putus sekolah karena biaya pendidikan yang
setinggi langit, dan orang miskin yang sakit, mati menggenaskan karena tidak
mampu berobat bahkan dengan kejam di tolak oleh pihak rumah sakit, juga
sekolah-sekolah yang bangunannya hampir rubuh. Jangan bilang ini bukan tanggung
jawabmu? Karena kami rakyat memilihmu agar kau mampu jadi pemimpin yang mampu
mendengar suara jerit tangis kami yang tertindas selama dari kemerdekaan itu di
mulai hingga kini hidup yang kata orang
sudah merdeka. Merdeka hanya untuk para kapitalis yang menjadikan uang adalah
segalanya hingga bisa mengendalikan negri ini, sebagaian daerah di cengkram
dengan mengeruk semua kekayaan yang ada tanpa memikirkan bagaimana nasib genarasi hari
esok.
Kemana ampas
pajak negara yang seharusnya di pergunakan untuk mensejahtrakan rakyat? Bahkan
hal seperti itu pun masih menjadi sasaran kerakusanmu. Padahal jika di kelola
dengan benar mungkin tak ada lagi anak-anak putus sekolah, namun bisa gratis
sampai perguruan tinggi. Kami sadar semua yang ada di negri ini sudah di
kapitalisasi dan di liberalisasi dan kau adalah budak-budak kapitalis yang sudah
mencengkram kekayaan sumber daya alam negri ini.
Wahai para
anggota pemimpin sungguh aku merindukan sosok mu ,yang zuhud dan senantiasa
takut akan kekuasaan yang kau miliki saat ini. Karena takut akan tanggung jawab jika tak mampu
mengembannya. Kami sadar kau hidup dalam sistem yang bobrok sehingga
melunturkan ke idealisanmu secara perlahan-lahan. Dan kau pun banyak berhutang
budi ke pada para pengusaha-pengusaha kapitalis yang sudah memodalimu hingga
mampu menjadi orang penting seperti sekarang.
Wahai para anggota pemimpin yang kami
hormati, mari sejenak kita merenung,
bahwa dalam hidup ini tak ada yang abadi. Mungkin esok kekuasaan bukan jadi
milikmu. Teman atau sahabat bisa jadi, esok memusuhimu. Karena yang abadi dalam
hidup ini hanyalah perubahan. Maka takutlah akan perubahan yang lebih buruk
karena perbuatan yang telah di semai.
Sebelum semuanya terlambat mari kita
berbenah diri, bapak –ibu anggota dewan yang terhormat . Memperbaiki kinerja
menjadi lebih baik dengan menjadi pelayan rakyat bukan tuan-tuan yang mau di layani oleh rakyat. Jangan takut
dengan kepicikan pemimpin-pemimpin negri ini bila kau berbuat baik akan
tersingkir. Tapi,takutlah akan hukum
Tuhan kelak. Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang mendahulukan urusan
rakyatnya. Kami berharap kau bisa menjadi pemimpin yang adil dan bijak serta
mampu mengemban amanah rakyat dengan baik. Dan pertiwi ini kembali bersinar
cerah.
0 Comments:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini