Subscribe Us

CINTA DIATAS BARA # 4

BAGIAN EMPAT

Sayid melangkahkan kakinya meniti tangga Pesawat. Dia sudah tak sabar ingin segera bertemu dengan pujaan hatinya. Hatinya merasa senang sudah sampai di Bandara New York sebentar lagi dia akan segera bertemu dengan Aleya. Bidadari Yahudi bermata biru itu selain cantiknya menawan dia juga sangat cerdas. 

Mereka di pertemukan dalam sebuah Debat kampus yang saat itu membahas tentang permasalahan Palestina. Saat itu Sayid masih seorang Pemuda Islam yang sangat idealis sehingga setiap pertanyaan yang di ajukan oleh Aleya mampu di jawabnya dengan pemaparaan yang sangat cerdas. Hingga suatu hari mereka di pertemukan kembali di perpustakakaan kampus dan Aleya menyapanya.

“Saya sangat tertarik dengan Islam…” jelas Aleya saat itu hingga tak terasa mereka melakukan diskusi yang panjang dan menarik.

Bagi Sayid itu adalah kesempatan Dakwah. Namun sayang, Sayyid lebih dulu tertarik pada kecerdasan Aleya dan paras campuran Prancis dan Jerman itu. Hingga dia mengesampingkan batasan-batasan pergaulan sebagaimana halnya seorang pria muslim bertemu dengan lawan jenis. Banyak aturan yang harus di jaga, bukan jatuh pada kholwat. Sampai akhirnya mereka pun terjebak dalam labirin cinta.
****

"How is today Sayyid coming?“  Tanya Karl menatap putri semata wayangnya.

“Dia bilang akan kembali hari ini, Dad.” jawab Aleya tanpa beralih dari layar Macbooknya. Gadis itu sedang sibuk menyicil tesisnya sedikit demi sedikit, dan berharap segera menyelesaikan pendidikan magisternya dengan menyandang gelar  Master of nuclear Physic di bidang Fisika Nuklir.

Aleya selain cantik dia mahasiswa super cerdas di jurusan Fisika Nuklir dengan Average Point selalu di atas rata-rata.Kecerdasannya ini menjadi incaran para kapitalis perusahaan Nuklir terutama Israel, negara dengan segala kelicikan yang mampu mengendalikan semua negara di dunia. Amerika adalah salah satu negara yang berhasil di kuasai Zionis Israel. Ada negara dalam negara, yang bernama American Shadow. CIA, FBI & Navy Seal adalah pengendalinya.

It’s very good. Dady is proud that you can brain Wash him, so you can abandon his religion for your sake, my princess, "ujar Karl.

Karl Abraham Wilson  sangat bangga dengan prestasi putrinya, selain  memiliki kecerdasan di atas rata-rata juga memiliki wajah yang rupawan. Sehingga pesonanya mampu memikat kaum Adam sejenis Sayyid. Pemuda yang semula  terlihat sangat Idealis dengan ke islamannya, kini berbalik menjadi musuh agamanya. Persis dengan Yaser Arafat yang tak mampu menolak kecantikan Nuha sehingga idealismenya untuk bisa memerdekakan Palestina lumer, yang akhirnya dia bisa dikendalikan Barat.

Sayyid adalah orang yang sangat penting bagi mereka, yang dari dulu sangat benci dengan Islam.Kenapa Sayid begitu sangat penting? Selain cerdas dan agamis, Sayyid adalah  anak seorang ulama yang sangat berpengaruh dan begitu getol memperjuangkan tegaknya Syariah Islam dalam bingkai Negara. Dan ini adalah sesuatu yang sangat mengancam mereka, yang tidak ingin melihat bibit-bibit Islam radikal tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Syariat islam jika diterapkan dalam kehidupan akan mampu mengubah dunia, dan kembali menggapai puncak keemasan. Dan barat akan kembali berada dalam bayang-bayang kegelapan. Maka sebelum itu terlaksana,harus di jegal. Katakan islam itu teroris,radikal, ektrimis dan label-label negatif lainnya agar citra islam semakin buruk. Dan orang islam semakin bingung dengan keislamannya. Lebih bagus jika mereka termakan opini sesat media bahwa islam itu jahat.

Hadang terus cita-cita tentang penerapan syariat islam, kalau barat tidak ingin hancur. Ya, meski keinginan penerapan syariat islam semakin keras digaungkan. Maka sebelum umat islam sadar, cari berbagai cara untuk menjegal kebangkitannya. Sesatkan pemikiran para cendekiawan muslim agar dia bisa mengopinikan pemikiran liberalnya pada tubuh kaum muslimin, dengan menanamkan sejuta keraguan tentang agamanya. Jangan sampai apa yang dikatakan ilmuwan barat Will Durent, bahwa prediksi khilafah akan tegak tahun 2020 itu terealisasi. Berdirinya Khilafah adalah kemunduran eropa. Jangan sampai bangsa eropa kembali dikuasai islam.

Dan itulah propaganda yang sudah di pikirkan barat dari jauh hari ketika mereka kalah di perang salib. Mereka sudah kehabisan cara jika dengan cara berperang untuk memusnahkan umat Muhammad itu di muka bumi ini, maka itu tidak akan berhasil.  Karena umat Muhammad ini tidak pernah takut akan mati. Justru Jihad dan gugur di medan perang adalah cita-cita terindah mereka.  Dan jika keimanan sudah membaja di hati mereka, maka umat ini tidak akan bisa di kalahkan. Malah akan memicu persatuan dengan menjadi perajurit yang kompak di medan jihad.  Mereka taat pada pemimpinnya juga Allah dan Rasul Nya. Umat islam itu bisa dikalahkan, jika dalam tubuh mereka ada seorang penkhianat atau terlalu cinta akan dunia, tapi takut akan kematian.

Aleya tersenyum penuh kemenangan, “ Ini semua karenamu ayah, hingga Syaid bisa berada dalam genggamanku.”

Karl mengusap rambut putrinya, “Take care of him, my princess.  Until we succeed with the goals we want to achieve, "

“Ok, my dad,” ujar Aleya sambil tersenyum puas. Ternyata menaklukan Sayyid tidak sesulit yang dibayangkan. Pertemuan diskusi yang dilakukan secara intensif menumbuhkan percikan hati.

Cintakah Aleya pada Sayid? Entahlah. Karena baginya cinta tak semudah itu. Baginya hanya sebatas kagum. Pemuda yang berasal dari negara jajahan Belanda, kaum inlander ternyata bisa menghasilkan pemuda sejenius Sayyid. Meskipun negri itu sudah merdeka,tapi negri tersebut belum memiliki kedaulatan penuh. Buktinya negara seperti Amerika mampu melakukan penjajahan secara ekonomi. Dan sangat tergantung sekali pada pinjaman IMF dan Word Bank. Hingga negara tersebut bisa dikendalikan sesuka hati. Dan kini sedang berada dalam imprealisme China. Bukti-bukti kehancuran negri ini sudah terlihat.
Hanya tinggal menunggu waktunya saja!

Menaklukan hati Sayyid adalah sesuatu yang sangat menarik. Sebagai agen CIA, ternyata dia berhasil memalingkan hati pemuda, yang suatu saat bisa menjadi  aset berharga bagi bangsanya. Sejenius Abdul Salam,bisa jadi.[]

When the World Is Not Fair for Women

Discussed about VA involved in online prostitution that shocked the media, with continuous blow-ups becoming hot news that beat other cases. There is a bit of disappointment with the media at this time which only cornered one party, even though there were three parties involved in this case. Sek workers, pimps and customers. But why is it that only one person is persecuted, namely women?

VA acts, it cannot be justified by any religion, moreover he lives in a country that holds high in the customs of the east. We don't live in western countries that are free to do one stand or samen laven. But if the media wants to be fair, mention the three related parties. And if the State wants to take preventive action, because it wants to uphold the values ​​of the Godhead that do not conflict with the Pancasila, there should be sanctions for deterrent effects for the three perpetrators in this prostitution network.

But the Criminal Code is not able to ensnare it, sanctions only apply to pimps. Whereas in this case there is a symbiosis of mutualism, there are no disadvantaged parties in this online prostitution transaction.

The social law will clearly be accepted, especially for VA. Not everyone is able to face the attitude of the julid netizens or the people in the real world. He will bear the shame for the rest of his life, as a result of what he has done. Although someday, it could be a better life he has lived, but can people accept it with open arms without bringing up his past? This social law is more cruel, especially for women.

Why do heavier women receive social sanctions? Because they are mothers. His shoulder has the burden of giving birth and educating generations.

Women are always seen from their past, even though their future is better. Sometimes this does indeed feel unfair. Women must not be tarnished. Must be pure, white as cotton. He is often in a difficult position. When there are cases of infidelity, the household is destroyed, the child is damaged, again the women are blamed. Even though in this problem, men have a big share too. But why is it always the women who are always on the wrong side?

If you want to think clearly, actually the lack of the role of men as leaders in the household makes these women damaged. Why can men be blamed? Because the Qur'an emphasizes the role of fathers in children's education. While the reality that occurs today, the biggest role is charged to the mother. Even the role of earning a living, mom does it. Which ultimately weak shoulders become brittle due to most loads. Until when it is unable to bear the burden, it will be a very dangerous explosion. Damage to the household pillars due to infidelity, domestic violence, children caught in promiscuity, etc.

Father is the main pillar of the strength of a family, if the role of a weak father do not expect much of a harmonious family that is awaited by Heaven.

Today there are many cases of divorce, because men as leaders do not have exemplary figures, so they are easily entangled by seductive women there. Then the affair arises resulting in divorce. Men who have little role in fulfilling their family needs, men who are not able to be role models for their daughters, and their daughters seek love outside the home, and eventually anchor love to the wrong men. And often changing partners can be an outlet for all his disappointments in the past.

Men who are cautious and responsible will surely give birth to a healthy family. Educating his wife's child well, not suffering him.

When the role of men in the family does not have a strong foundation of faith, then disaster can come at any time.
Many women in this world do not get exemplary father figures. Father is rude, playing physically, even many who do not care about their daughters. And this is what causes her daughter in adulthood to have a less pleasant personality in society, due to a very bad father figure. So it feels less elegant, if every problem occurs, then women are always judged? If the mistake is shared fairly, without one being cornered one of them, that is the thing that should be.

Despite the bad attitude of women, there must be men who have damaged it. And the bad role of the family causes it all. If you want to give birth to a good generation, then improve your family foundation first. Fathers and mothers who work together will be able to realize the birth of a healthy generation. Psychologically healthy, naturally healthy.[]

Shocked Mr. President Regarding Teacher Salaries


The latest viral news was suddenly crowded in social media. Status milling about on the Facebook homepage. Asking Mr. Unbelief The President about the existence of 300 thousand private teacher salaries. So the netizens are happy to comment, 'Where have you come, sir? Want to approach the new presidential election discussed. So don't run away if a teacher wants to take a demonstration to the palace? And there are many more responses, more spicy for Mr. President.

Starting from President Joko Widodo (Jokowi) receiving the arrival of the Indonesian Teachers Association (PGSI) at the State Palace, Jakarta. In front of Jokowi, PGSI coach Abdul Kadir Karding told sadly that teacher salaries were still found below the regional minimum wage (UMR).

"They are education fighters, sir. They earn an average of Rp. 300-400 thousand per month that has not been certified. Those who have already been certified are equivalent to MSEs (city / district minimum wages)," said Karding at the State Palace, Jalan Medan Merdeka Utara, Central Jakarta, Friday (1/11/2019). quoted from detik.com

It is very strange if the leaders of the country are not aware of the fate of their generation printers. The 300 thousand salary has become old news, some even below it. It's already been paid every three months. Not only private, but also a lot of state schools. The burden of educating may be heavier in the private sector, especially those based on Islam.

The education of honorary teachers in this country is indeed very heavy. Even though the burden of teaching is the same as the PNS teacher. So it is only natural if there is an appointment for CPNS, which is very large. All competing to become state teachers, to get a fairly large salary. There are those who justify all means by walking riswyah / bribing so they can pave the way to get the title of civil servants even though they have to pay tens of millions.

Is it wrong if the teachers want to get a decent life for their survival?

Actually there is nothing wrong. In fact, the state must have considerable attention to prosper the fate of the nation's generation of printers. Suppose there were no more teachers willing to teach in this country, who were more interested in working in the fields that were living their lives, this was a dangerous threat. Waiting for a terrible setback. The effect is greater than the tsunami. Delivering the people towards the dark ages.

Today, the teacher's work is getting harder. Curriculum 13 makes teachers more stressful, especially for teachers who are not ready for change. Those who are ready are still many that are made in the territory. Many teachers are still clueless, especially the old generation, who are still comfortable using old traditions. Behind that is a lot of administration that must be done by the teacher, who sometimes has to be taken home. The work of teachers is increasing. It's complicated and time consuming. So the task that actually educates is a little neglected. So our current generation is poor and does not reward the generation of experts in the field. And it will be very dangerous when the role of education produces a poor generation of adab.

The struggle of the teachers to achieve certification and towards the path of civil servants was even more complicated. Full of convoluted roads.

Different from Islam. When Islam is applied and experiences its golden peak. The role of the teacher is highly valued by the kholifah. The peak is in the days of Harun Ar-Rasyid, which is capable of prospering the lives of highly deserving teachers. A salary of two hundred dinars for teachers, that is the highest award of the time. Science is very expensive. And the progress that was felt at that time was truly extraordinary. Baghdad was at the height of its glory which was able to color European civilization which was still in the dark phase.

It is a historical fact that the thinking of the Islamic world experienced a great advance in the time between the VIII century and the XIII century which gave tangible results to Europe.

Can the leader of this country realize the fate of the printing generation of his people towards the level of prosperous life. No need to match it with the era of Islamic glory. Quite parallel with the Malaysian state, it's already extraordinary.

The attention of state leaders on the fate of teacher welfare is very important. So that the teachers are more focused on their duties in educating without having to think about other things. And it would be better if the administration charged to the teacher was eliminated. But returning to the vision and mission of the teacher educates the generation that is building our human generation.

And it's time for education to be returned to the Islamic curriculum based on the Qur'an. In order for this generation of the country to become a generation of the Qur'ani that is able to change the secular civilization towards Islamic civilization.

As the saying of the priest malik rahimahullah:

لَنْ يَصْلُحَ آخِرَ هَذِهِ الْأُمَّة إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا

"The final generation of this ummah will not return to prosperity, except with nothing that has delivered the glory of the early generation" []

Mother's Grief


Indonesia again mourned the eruption of Mount Krakatau and caused the city of Pandeglang and southern Lampung to be hit by the tsunami.

We certainly join in with the disaster. Some people reportedly died including guitarists and basses from the Seventen Band who were performing at Tanjung Lesung beach. And also the comedy group group timlo personnel. We mourn their departure towards the kholiq. Hopefully the victim who died Tsunsmi was accepted by Allah SWT.

Countless damage caused by this tsunami disaster.

For this disaster we cannot blame anyone. Because there is already a destiny that cannot be contested. From this incident, let's take a lesson. Which hopefully can be the best lesson for those left behind. Because the essence of humans will die before God Almighty. However, what we have prepared to face Him.

Indonesia is indeed a country that is very rich in natural resources, but behind that the country is also included which is very vulnerable to disasters.

From the tsunami that occurred in Pandeglang and South Lampung we can learn, that disasters do not always have to give a sign first. Here should always be vigilant, and keep guarding the behavior so that when Allah SWT is ready to face Him.

Cinta Di Atas Bara # 3

BAGIAN TIGA

Ustadzah Aisyah begitu terpukul dengan kepergian putranya ke Amerika untuk menikah dengan gadis yahudi itu. Dia sudah melakukan segala cara untuk mengembalikan anaknya menuju fitrah muslimnya.

“Kamu ini seorang muslim nak, yang Umi besarkan dengan susah payah. Umi didik dengan pemahaman islam yang memadai. Sampai kapanpun umi nggak akan rela dunia akhirat jika kau harus menikah dengan gadis Yahudi itu. Ingat nak,  mereka sudah membunuh jutaan umat muslim. Apakah kau sekarang akan berbalik juga menjadi musuh Allah dan Rasulnya? Beserta Umi, Ayah, kakek-buyutmu beserta jutaan umat muslim lainnya.” Jelas Ustadzah Aisyah dengan mata berkaca-kaca.

“Maafkan aku Umi, aku sudah tidak bisa menerima lagi apa yang Umi katakan untuk saat ini. Karena aku sangat mencintai Aleya, Umi. Aku berkata pada Umi bukan untuk meminta izin karena jelas umi tidak akan mengijinkan. Tapi, aku datang kesini hanya untuk memberi tahu supaya kalian disini tidak lagi berharap tentang sebuah perjuangan yang indah di mata kalian karena aku sudah tidak bisa lagi menjadi anak harapan kalian. Aku sudah terlalu dewasa untuk bisa menentukan jalan hidupku tentang jalan mana yang akan aku tempuh. ”

Ustadzah Aisyah terisak dalam diam. ‘Allah, terbuat dari apakah kalbu anaku ini? Apakah aku telah salah mendidiknya, mengapa anaku memiliki hati sekeras batu hingga dia berani memusuhi Engkau  dan Rasul ku, ya Allah… Ujian kah ini untuku, sakit teramat sakit jika ujian ini harus aku terima ya Allah…

“Coba berfikirlah dengan hati yang jernih anaku, tentang segala konskwensimu menikahi gadis Yahudi itu. Kau jangan berpikir dengan nafsumu, tapi pikirkan dengan hati yang jernih juga ketenangan berpikirmu. “

“Maafkan aku Umi, aku sudah tidak bisa berfikir seperti yang umi sarankan. Dalam pandanganku cuma ada Aleya dan masa depan terindahku adalah hidup dengan Aleya. Jika kalian disini berusaha menahan langkahku, maka akupun tak segan untuk menghancurkan pesantren yang sudah kalian bangun dengan susah payah, bahkan aku tak segan untuk menghancurkan kalian. Aku sudah tidak peduli lagi jika kalian menganggapku sebagai jelmaan iblis.” Terang Sayid penuh bara, tidak dipedulikan lagi jika kata-katanya akan merobek-robek hati wanita yang sudah melahirkannya.

Mata Ustadazah Aisyah semakin berderai. Dia merasa sakit yang luar biasa. Anak yang dulu sangat membanggakan dan bisa di harapkan untuk meneruskan langkah perjuangannya kini berbalik memusuhinya.

“Pergilah jika memang kau sudah menjadi jelmaan Iblis, dan jangan pernah kau menginjakan kaki lagi disini…” suara Ustadzah Aisyah tegas namun terdengar bergetar.

Sayidpun pergi dengan penuh kemenangan. Dia sudah tidak mau lagi mendengar kata-kata orang yang sangat di cintainya. Keputusan yang suatu saat mungkin akan sangat di sesalinya dengan deraiaan air mata. *** to-be continued

Cinta terkadang mengalahkan akal sehat. Bahkan agama bisa tergadaikan. Pendidikan adalah salah satu brain wash terdasyat yang menghancurkan generasi muslim. Jangan pernah heran jika seorang anak manusia mendapatkan pendidikan islam terbaik bisa menggadaikan akidahnya demi harta,kekuasaan atau wanita. Karena seorang Bal'am Ibn Maura do'anya yang menembus langit, didengar Allah diwaktu sempit. Dia meninggal dalam keadaan kafir. Ya muqholibal qulub tsabit qolbi alla dinnika...itu adalah yang harus senantiasa kita ucap setiap perjumpaan dengan sang pemilik semesta. []

DILEMA HATI

              
            Bagian 1


            Ryan menghentikan langkahnya dari kejaran wartawan, sebenarnya dia sangat lelah menghadapi para kuli disket itu. Tapi jika terus di biarkan mereka akan terus mengejarnya sampai ke ujung dunia untuk mengorek keterangan, tentang batalnya pertunangan antara dirinya dengan Kamila. Dia ingin inilah kali terakhir dirinya jadi gosip percintaan.
              “Kenapa pertunangan anda dengan Kamila Adzwar bisa putus? Bukankah anda saling mencintai?” tanya seorang wartawati dari televisi swasta.
            Ryan berusaha memamerkan senyum mautnya,meski hatinya sangat sakit.
            “Karena ada sepotong kenangan yang tak bisa membuatku melangkah lebih jauh. Jika memaksakannya, aku takut hal ini akan menyakiti hati Kamila, nantinya. Jadi, daripada nanti pernikahan kami gagal, lebih baik berpisah dari sekarang.” Jawabnya, berusaha serilek mungkin.
            “Maksudnya?”
            “Aku sangat mencitai wanita lain yang ada sebelum Kamila masuk dalam kehidupanku,dan sampai kini aku belum bisa menghapus bayangannya.”
            “Siapa wanita yag sangat beruntung anda cintai itu, apakah dia termasuk dari kalangan aktris, model,bintang film atau penyanyi?”
            “Dia berasal dari kalangan biasa.”
            “Apakah dia meninggalkanmu Ryan, sedang kamu masih sangat mencintaiya?”
            “Kami berpisah secara baik-baik, karena ada sesuatu hal. Mungkin aku masih menyimpan cinta untuknya, tapi entahlah dengan dia.”
            “Siapa nama wanita itu?”
            Ryan menggeleng.
             “Anda semua tidak berhak untuk mengorek masalaluku dengannya. Cukup dengan Kamila dan wanita-wanita yang aku pacari sebelum Kamila, maaf aku harus segera pergi.” Ryan dengan tergesa masuk kedalam Jaguarnya, dan segera mengemudikan mobilnya menjauhi kerumunan wartawan dia sangat ingin menenangkan diri, mungkin puncak bisa menenangkan pikirannya yang kacau.


            Senja sampai di Villa milik orang tuanya yang berada di kawasan puncak, cowok itu segera merebahkan tubuhnya di sofa tanpa terlebih dahulu membuka sepatuya. Batal pertunangan dengan Kamila sebenarnya bukan hal yang di inginkannya. Kamila yang memulai, dia kepergok sedang beradegan mesra dengan laki-laki lain dan Ryan sangat sakit hati. Pada media dia menutupi kenyataan yang sebenarnya karena males bikin masalah yang nantinya pasti akan melibatkan media. Ryan sudah lelah jadi bahan gosip karena berpacaran dengan seorang modeling yang merangkap bintang film.


            Kamila Adzwar adalah modeling papan atas yang memiliki paras indo campuran Jerman-sunda, wajahnya sangat memikat sehingga jadi inceran para sutradara untuk memerankan  film yang di produksinya, bahkan dia pun mendapat tawaran bermain sinetron dan menyanyi. Namun gadis itu sangat selektif dia lebih memilih model sebagai cita-cita pertamanya sedang film hanya untuk mengisi kekosongan waktu. Untuk sinetron dia menolak karena tidak mau terikat waktu striping yang akan banyak menguras waktu dan tenaga begitupun dengan tawaran menyanyi dia tolak dengan alasan suaranya yang tidak bagus. Dia bukan gadis yang aji mumpung tapi sangat berambisius untuk jadi model yang go- Internasional.


            Ryan adalah lelaki yang super sibuk dengan urusan bisnisnya dia hampir tidak pernah punya waktu untuk urusan cinta, wajar jika Kamila meninggalkannya.
Terkadang dia ingin mengakhiri semua kesibukannya berada di rumah di dampingi istri dan tawa riang anak-anak, tapi tentu yang jadi figur istri bukanlah Kamila karena Kamila tak akan pernah rela melepas kariernya yang sedang menanjak. Sesuatu yang sudah dia rintis dengan susah payah. Ryan butuh figur istri yang bisa mengertikan dirinya dan bisa melayaninya dalam segala hal. Istri yag bisa melumerkan kebekuan dari penatnya rutinitas bisnis dan secara tidak sengaja dia bertemu dengan Aira, wanita yang pernah jadi bagian masalalunya yang sampai kini nggak bisa di lupakan. Mereka secara tidak sengaja bertemu di lobi hotel, Aira kebetulan mau pulang seminar sedang Ryan ada janji dengan relasi. Pertemuan itu kembali menumbuhkan dawai cinta di hati Ryan.


            Aira, kenapa aku begitu sulit menghapus semua kenangan tentangmu? Kau yang lembut, perhatian dan juga cerdas membuatku merasa nyaman. Kaupun terkadang sangat menyenangkan, penuh canda atau malah menyebalkan. Tapi bersamamu, hidupku terasa  berwarna dan jauh lebih hidup. Kenapa perpisahan itu harus memisahkan kita, perpisahan yang sangat menyakitkan untuku.


            Perpisahan tiga tahun dengan Aira, gadis itu semakin matang dan religius. Ryan semakin kagum denganya.


            “Aira, masih adakah kesempatanku kembali untuk mengisi ruang hatimu?” desisnya lirih sambil memandang potret Aira sebelum berkerudung yang  masih tersimpan dalam dompetnya.
            Jika kebersamaan itu  masih ada , tentu aku nggak akan merasa seperti sekarang. [bersambung]




DELIMA HATI

             
            Bagian 1

            Ryan menghentikan langkahnya dari kejaran wartawan, sebenarnya dia sangat lelah menghadapi para kuli disket itu. Tapi jika terus di biarkan mereka akan terus mengejarnya sampai ke ujung dunia untuk mengorek keterangan, tentang batalnya pertunangan antara dirinya dengan Kamila. Dia ingin inilah kali terakhir dirinya jadi gosip percintaan.
              “Kenapa pertunangan anda dengan Kamila Adzwar bisa putus? Bukankah anda saling mencintai?” tanya seorang wartawati dari televisi swasta.
            Ryan berusaha memamerkan senyum mautnya,meski hatinya sangat sakit.
            “Karena ada sepotong kenangan yang tak bisa membuatku melangkah lebih jauh. Jika memaksakannya, aku takut hal ini akan menyakiti hati Kamila, nantinya. Jadi, daripada nanti pernikahan kami gagal, lebih baik berpisah dari sekarang.” Jawabnya, berusaha serilek mungkin.
            “Maksudnya?”
            “Aku sangat mencitai wanita lain yang ada sebelum Kamila masuk dalam kehidupanku,dan sampai kini aku belum bisa menghapus bayangannya.”
            “Siapa wanita yag sangat beruntung anda cintai itu, apakah dia termasuk dari kalangan aktris, model,bintang film atau penyanyi?”
            “Dia berasal dari kalangan biasa.”
            “Apakah dia meninggalkanmu Ryan, sedang kamu masih sangat mencintaiya?”
            “Kami berpisah secara baik-baik, karena ada sesuatu hal. Mungkin aku masih menyimpan cinta untuknya, tapi entahlah dengan dia.”
            “Siapa nama wanita itu?”
            Ryan menggeleng.
             “Anda semua tidak berhak untuk mengorek masalaluku dengannya. Cukup dengan Kamila dan wanita-wanita yang aku pacari sebelum Kamila, maaf aku harus segera pergi.” Ryan dengan tergesa masuk kedalam Jaguarnya, dan segera mengemudikan mobilnya menjauhi kerumunan wartawan dia sangat ingin menenangkan diri, mungkin puncak bisa menenangkan pikirannya yang kacau.

            Senja sampai di Villa milik orang tuanya yang berada di kawasan puncak, cowok itu segera merebahkan tubuhnya di sofa tanpa terlebih dahulu membuka sepatuya. Batal pertunangan dengan Kamila sebenarnya bukan hal yang di inginkannya. Kamila yang memulai, dia kepergok sedang beradegan mesra dengan laki-laki lain dan Ryan sangat sakit hati. Pada media dia menutupi kenyataan yang sebenarnya karena males bikin masalah yang nantinya pasti akan melibatkan media. Ryan sudah lelah jadi bahan gosip karena berpacaran dengan seorang modeling yang merangkap bintang film.

            Kamila Adzwar adalah modeling papan atas yang memiliki paras indo campuran Jerman-sunda, wajahnya sangat memikat sehingga jadi inceran para sutradara untuk memerankan  film yang di produksinya, bahkan dia pun mendapat tawaran bermain sinetron dan menyanyi. Namun gadis itu sangat selektif dia lebih memilih model sebagai cita-cita pertamanya sedang film hanya untuk mengisi kekosongan waktu. Untuk sinetron dia menolak karena tidak mau terikat waktu striping yang akan banyak menguras waktu dan tenaga begitupun dengan tawaran menyanyi dia tolak dengan alasan suaranya yang tidak bagus. Dia bukan gadis yang aji mumpung tapi sangat berambisius untuk jadi model yang go- Internasional.

            Ryan adalah lelaki yang super sibuk dengan urusan bisnisnya dia hampir tidak pernah punya waktu untuk urusan cinta, wajar jika Kamila meninggalkannya.
Terkadang dia ingin mengakhiri semua kesibukannya berada di rumah di dampingi istri dan tawa riang anak-anak, tapi tentu yang jadi figur istri bukanlah Kamila karena Kamila tak akan pernah rela melepas kariernya yang sedang menanjak. Sesuatu yang sudah dia rintis dengan susah payah. Ryan butuh figur istri yang bisa mengertikan dirinya dan bisa melayaninya dalam segala hal. Istri yag bisa melumerkan kebekuan dari penatnya rutinitas bisnis dan secara tidak sengaja dia bertemu dengan Aira, wanita yang pernah jadi bagian masalalunya yang sampai kini nggak bisa di lupakan. Mereka secara tidak sengaja bertemu di lobi hotel, Aira kebetulan mau pulang seminar sedang Ryan ada janji dengan relasi. Pertemuan itu kembali menumbuhkan dawai cinta di hati Ryan.

            Aira, kenapa aku begitu sulit menghapus semua kenangan tentangmu? Kau yang lembut, perhatian dan juga cerdas membuatku merasa nyaman. Kaupun terkadang sangat menyenangkan, penuh canda atau malah menyebalkan. Tapi bersamamu, hidupku terasa  berwarna dan jauh lebih hidup. Kenapa perpisahan itu harus memisahkan kita, perpisahan yang sangat menyakitkan untuku.

            Perpisahan tiga tahun dengan Aira, gadis itu semakin matang dan religius. Ryan semakin kagum denganya.

            “Aira, masih adakah kesempatanku kembali untuk mengisi ruang hatimu?” desisnya lirih sambil memandang potret Aira sebelum berkerudung yang  masih tersimpan dalam dompetnya.
            Jika kebersamaan itu  masih ada , tentu aku nggak akan merasa seperti sekarang. [bersambung]

Menyoal Tentang Afi

Terlepas tentang dia dengan tulisan kontraversinya, aku mau bilang tulisan dia itu keren. Tapi ada rasa nggak yakin,benarkah itu tulisan dia? Bisa ya,bisa juga tidak. Karena bisa jadi dibelakang dia ada yang mengarahkan,dengan mendompleng namanya. Meskipun publik pernah ramai tentang tulisannya yang berjudul 'agama warisan' itu adalah plagiat,mengambil hasil karya cipta orang lain. Dinegri ini, hak cipta para penulis memang tidak dilindungi UU, menjadi plagiat itu bebas. Paling hukumannya sanski sosial,tidak ada efek jera. Dan lebih sedih kalau nulis cape-cape terus diterbitin,  ada bajakannya diemperan toko. Ini yang bikin kesel.

Untuk anak seusianya,nggak yakin banget itu hasil pemikirannya. Kecuali memang dari usia SD, bacaan dia, buku-bukunya bertema yang sangat berat. Tapi mungkinkah?

Tulisan dia memang keren, mendobrak realitas agama sehingga menimbulkan kontradiksi. Tapi sangat berbahaya karena mengarah pada pemikiran yang sangat liberal. Dan sedihnya itu,banyak dari kalangan terdidik yang memuja persepsi dari pemikirannya.

Untuk kalangan awam mungkin tidak berpengaruh,karena masyrakat awam hanya berpusar di lingkaran perutnya saja. Masih bisa kenyang atau tidak? Tapi,lingkungan intelektual yang pengaruhnya memiliki peran penting untuk bangsa ini. Khususnya generasi muda. Sangatlah berbahaya. Akan seperti apa bangsa kita,kalau generasinya berpikiran seperti dia.

Pemikiran yang benar atau salah itu sangat berpengaruh pada para pengikutnya. Karena berasal dari pemikiran perubahan bisa disimpulkan. Seperti pemikiran Karl Mark, Charles Darwin, Nietzle, Staliin itu memiliki pengaruh, memiliki damfak luar biasa yang mampu menciptakan sebuah revolusi pemikiran yang berimbas pada perubahan yang kontradiksi.

Lantas pemikiran apa yang benar? Ya,pemikiran yang berlandaskan islam. Tanpa direcoki pemikiran orientalis atau sosialis. Dan semua itu harus berlandaskan pada Al-Qur'an dan Hadist. Dan pastinya jika generasi muda sudah digembleng dengan pendidikan agama yang kuat,tidak akan mungkin dia memiliki pemikiran yang bertentangan dengan agamanya.

Lantas bagaimana caranya? Revolusi bidang pendidikan adalah cara total mengubah pemikiran. Jikapun kadung dengan adopsi pemikiran barat,maka harus di install ulang. Rubah kurikulum pendidikan sekuler ini,menjadi pemikiran islam.

Mulut sinis mungkin itu tidak mudah. Jika ada kerja keras dan keinginan,perubahan yang diinginkan pasti terwujudkan. Semoga tidak ada lagi generasi-generasi yang pemikirabnya seperti Afi. []

PENGABDIAN

Kenapa harus memilih  bertugas ditempat terpencil Al?” Bapak menatapku seperti tidak setuju akan keputusanku untuk mengabdikan diri mengajar di daerah terpencil saat kuperlihatkan SK tugasku.

Aku menarik nafas.  Pasti akan terasa berat bagi bapak melepasku, seberat bapak dulu melarangku untuk kuliah di Fakultas keguruan,karena harus mengikuti jejaknya seperti bapak  sebagai akuntan dan ibu sebagai dokter gigi. Terbayang kembali perdebatanku dengan bapak lima tahun yang lalu dan aku harus bertarung memenangkan idealismeku.

“Kenapa harus masuk fakultas keguruan Al? Kamu dengan prestasimu,bisa memilih masuk jurusan-jurusan berkualitas. Bisa masuk hukum, kedokteran, tehnik atau psikologi  dan bapak mampu membiayai kamu.”

“Karena negara sedang membutuhkan guru-guru yang berdedikasi dan berkualitas Pak. Yang menjadikan pengabdian bukan sebagai pelarian karena sulitnya mencari pekerjaan dan mencari kenyamanan  mengejar PNS.

Tapi menjadi guru benar-benar panggilan jiwa untuk mempersiapkan generasi yng cerdas dan berkualitas.  Bapak tahu kenapa Jepang bisa menjadi bangsa yang maju di segala bidang, padahal kemerdekaan kita dan kehancuran negri mereka, saat Nagasaki dan Hirosima di bom atom tidak jauh berbeda.

Jepang dalam 65 tahun sudah jauh meninggalkan kita, mereka mampu menjadi negara macan Asia, sedang kita masih tetap jadi negara ketiga dengan segala kebobrokan yang ada. Bapak tentu tahu apa rahasia kemajuan mereka? Karena pemerintah Jepang  tahu arti penting seorang pendidik yang bakal melahirkan puluhan,ratusan bahkan ribuan generasi yang berkualitas.  Maka tak heran saat kekalahan Jepang pada sekutu, yang ditanyakan sang kaisar  bukan berapa jumlah perajurit yang terbunuh ,tapi berapa jumlah guru yang tersisa. Begitupun negara tetangga Malaysia, mereka sudah jauh kemajuannnya di banding kita karena negara sangat memfasilitasi dan mensejahterakan kehidupan gurunya.” Jelasku panjang lebar membuat bapak tidak banyak berkomentar dan meluluskan permintaanku.

“Jika itu memang idealisme mu, kejarlah.  Bapak bangga pada kamu Al, yang memiliki cita-cita mulia ingin  mempersiapkan generasi yang berkualitas. Bangsa ini sedang sakit parah, termasuk di bidang pendidikanpun sistemnya sudah rusak. Harus ada pembaharu yang berani mendobrak dengan terus menyemai bibit-bibit berkualitas yang nantinya menghasilkan buah yang unggul.”

“Alhamdulillah ya Allah...” laungan syukur membuncah didadaku karena dukungan bapak.

“Tapi kenapa harus di daerah yang sangat jauh, Al? Jika memang kamu ingin mencerdaskan bangsa, kamu bisa mengajar di sini. Kamu bisa memilih untuk mengajar di sekolah-sekolah unggulan, sekolah islam terpadu. Dengan IPK mu yang 3,9 dan pengalaman 2 tahun mengajar bapak yakin kamu bisa di terima, jika kamu melamar ke sekolah- sekolah elit yang ada di kota ini.” Tanya bapak membuyarkan lamunanku,tentang pertarungan idealismeku lima tahun lalu.

Aku menggigit bibir perih melihat realita pendidikan negri ini yang sangat terlihat ketimpangannnya. Pendidikan berkualitas hanya bisa di rasakan oleh kaum the have, sedang orang-orang miskin hanya mendapat pendidikan dengan kualitas yang seadanya. Bagaimana bangsa ini akan maju dan cerdas jika dari segi pendidikan saja sudah banyak ketimpangan? SD-SLTP gratis ,tapi masih banyak orang yang putus sekolah. Apakah ini akibat sistem negara yang menerapkan sekularisme ? Yang melahirkan ekonomi kapitalis di bidang ekonomoi, di mana pemerintah lebih membela kaum pemilik modal. Demokrasi di bidang politik, sosial budaya yang liberal, di bidang sosial dan sistem pendidikan sekuler yang jauh dari nilai agama di bidang pendidikan dan jelas di semua bidang akan melahirkan kebobrokan.

“Kalau aku memilih menjadi guru di sekolah berkualitas, lalu bagaimana dengan pendidikan daerah terpencil Pak? Padahal mereka pun berhak  sejajar untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.  Di sini masih banyak teman-teman lain yang memiliki komitmen sama untuk mencerdaskan bangsa ,sedang aku biarlah mengabdikan diri mencerahkan bangsa di daerah yang masih jauh dari fasilitas modern biar menjadi tantangan bagiku.”

“Tapi kamu adalah anak perempuan bapak satu-satunya, bapak tak tega rasanya melepaskanmu sendirian ke tempat yang bapak sendiri tidak bisa mengawasimu.” Ujar Bapak sedih.

Mataku berkaca atas kekhawatiran bapak. Wajar dia takut kehilangan. Aku anak perempuan satu-satunya di keluarga ini ,dan yang paling dekat dengan Bapak.

“Insya Allah aku akan baik-baik saja Pak, tentunya dengan do’a bapak yang senantiasa di panjatkan pada Allah setiap saat. Hari libur, bapak juga kan bisa sering ke sana bersama ibu untuk menengok ku.”

“Ok lah, kalau itu memang sudah ke inginanmu, bapak tidak bisa melarang. Tidak bijak sebagai seorang ayah menghambat impian putrinya. Bapak bangga padamu tidak memiliki impian yang muluk, tapi di mata bapak cita-citamu sangat mulia.”

Aku mencium tangan bapak sebagai ungkapan rasa terima kasihku dan bapak menarik kepalaku kedadanya,  mengelus jilbabku lembut. Kebersamaanku dengan bapak mungkin perlahan akan memudar, akan jarang lagi waktu senggang bersama bapak berdiskusi membahas masalah umat, membahas degradasi negri di mata generasi atau sekedar refreshing jalan-jalan sambil mampir ke warung-warung makan yang ada di pinggir jalan. Ah, bapak kaulah laki-laki idealku yang selalu mengajarkan kepadaku tentang kesederhanaan, keberanian, ketegasan, kepedulian namun tidak menghilangkan sosok kelembutan sebagai wanita yang tetap harus ku miliki.
***

Sekolah pengabdian. Kutatap bangunan yang bakal jadi tempatku mengajar begitu rapuh. Dingding ruangannya lembab di tumbuhi lumut, atapnya banyak yang bolong mungkin kalau hujan besar  pasti akan terjadi banjir bandang di sekolah ini, begitupun dengan bangku-bangkunya sudah tak layak untuk di pakai.

Ingin saja ku menangis menatap kenyataan pendidikan di negri yang sudah merdeka, tapi fasilitasnya seperti di negri yang masih terjajah sangat ironis dengan pendidikan yang aku dapatkan saat masih sekolah dasar dulu. Bapak kalau kau ada disini kaupun pasti akan merasakan kesedihan yang sama denganku. Melihat bangunan yang hampir rubuh, melihat generasi-generasi yang lusuh dan kurang gizi akankah ilmu yang ku ajarkan pada mereka bisa terserap dengan baik?

Dulu aku melihat sekolah-sekolah rusak hanya di koran- koran, tapi  sekarang di depan mata kepalaku sendiri, wajah- wajah kurang gizipun terpangpang jelas di hadapanku. Ini menandakan pemerintah benar-benar gagal mensejahterakan rakyatnya, dan rakyat terus di bodohi dengan data statistik manipulasi bikinan pemerintah yang menyatakan bahwa kemiskinan terus menurun 13,3% atau 31,9 juta jiwa  dengan penghasilan Rp 211,726 perkapita perbulan dengan penghasilan Rp 5500 / hari sementara kebutuhan masyrakat  yang termasuk kategori miskin saat ini mencapai 25000-30000/ hari. Perkiraan bank dunia terdapat seratus juta orang miskin yang ada di negri ini, lalu kemana hasil SDA yang melimpah ruah di negri ini larinya? Kekantong swasta dan asing sedang rakyat makan nasi aking dan tiwul.

Kususut air mataku yang semakin meler aku tak boleh cengeng berada di sini. Harus ceria dan tegar seperti anak-anak didiku meski mereka kekurangan gizi hidup dalam kemiskinan, tapi mereka seperti tak punya beban. Mungkin mereka tidak tahu bahwa mereka  hidup di negri kaya raya tapi SDA terus menerus di hisap bangsa asing.

Data Walhi 2008 menyebutan 84% migas indonesia di kuasai bangsa asing sedang sisanya yang ke banyakan sumur tua di kuasai pertamina dan anehnya pemerintah malah berencana menjual aset negara yang terbukti sangat sehat dan meguntunggkan negara karena tekanan IMF atas nama privatisasi. Indonesiapun 70% sebagai pengekspor batu bara, pengekspor LNG terbesar di dunia dan mengekspor  500bph minyak.  Tapi kenapa listrik sering padam, rakyat antri gas, minyak tanah juga bensin? padahal jika semua energi di gunakan untuk mencukupi kebutuhan rakyat  negri ini tidak perlu impor BBM. Ini menandakan kekayaan negri ini khususnya minyak bumi 90% di kuasai asing.

Kemana APBN buat pendidikan jika bangunan sekolah di negri ini sangat mengkhwatirkan dan kesejahteraan gurunya tidak terperhatikan? Pendidikan guru sudah selayaknya mendapat fasilitas yang memadai biar konsentrasi mereka dalam mendidik tidak terpecah dengan kepentingan urusan dapurnya yang harus tetap berasap, dan keluarganya yang harus tetap sejahtera.

Padahal jika aset negara di kelola dengan baik tak akan ada sekolah rusak, rakyat miskin, anak kurang gizi dsb. Indonesia memiliki 60 ladang minyak dan 38 diantaranya telah di eksplorasi dengan cadangan 77 miliar barel minyak dan 332 triliun kaki kubik(TCF) gas. Kapasitas produksi hingga tahun 2000 baru sekitar o,48 miliar barell minyak dan 2,26 triliun TCF menunjukan  bahwa kafasitas BBM cukup untuk mencukupi kebutuhan rakyat dan sudah seharusnya pemerintah mampu mensejahterakan rakyatnya dengan Sumber daya alam yang ada di negri ini.

Jika harga minyak Internasional UU$ 125/ barrel dan biaya UU$ 15/ barrel serta impor 200 ribu bph maka pemerintah dengan harga Rp 4500/ liter atau UU$ 77/ barrel untung Indonesia UU$ 49,4 juta perhari atau Rp 165,8 triliun dalam setahun dengan 1 US @= Rp 9.200 tapi kenapa pemerintah bilang rugi Rp 123 triliun sehingga sampai tega mau menghapuskan subsidi BBM yang akan menaikan jumlah rakyat miskin, pengangguran dan tingkat anak putus sekolah.

Ah...aku semakin miris melihat kondisi bangsa yang semakin rancu  dan tugasku sekarang adalah mencerdaskan generasi bangsa sedini mungkin biar mereka memiliki sifat nasionalisme yang mengakar dari kecil untuk mencintai negrinya sehingga  di besar nanti mereka bisa jadi generasi yang mampu mengusir imprealisme yang bertopeng demokrasi, liberalisasi, yang terus menghisap kekayaan negri ini.

Dengan kekayaan sumberdaya alam yang ada  Indonesia harusnya mampu seperti Firlandia yang mampu menciptakan sekolah, kuliah, dan kesehatan geratis bagi rakyatnya hanya dari sumber daya alam dari pengelolaan hutan yang cukup baik.

Bermacam agenda terancang di benaku sebagai seorang guru pertama aku harus mampu menjadi figur buat anak-anak lalu mengiring mereka pada cakrawala pemikiran yang mencerdaskan. Berada di sini sebenarnya sangat betah karena alamnya masih bersahabat begitupun dengan lingkungannya yang belum terkontaminasi virus modernisasi yang meerusak moral generasi, di sini orang-orangnya masih jujur, polos dan lugu. Banyak hal yang bisa kukerjakan, mendirikan taman bacaan, menghidupkan karang taruna, mengajar TPA dan pengajian remaja dsb.
***
Suasana KBM, hening menghias siang ku anak-anak sedang asyik mengerjakan tugas Matematika suasana di luar terlihat gelap karena sinar mentari terhalang pekat awan. Mendung di langit sebentar lagi sepertinya akan turun hujan. Perasaanku mulai di landa gelisah, hujan berarti akan membuat suasana kelas menjadi banjir maka aktivitas mengajarpun akan terhenti. Angin berhembus kencang di luar menyusup aroma dingin dan wingit daun-daun dan ranting saling berderak. Tiba-tiba ada perasaan sedih dan sepi melanda jiwaku. Tiba-tiba tanpa aku duga dingding ruangan retak dan rubuh menimpa murid-murid.

“Awas...!” teriaku tapi reruntuhan dingding itu menimpa salah satu murid sedang yang lain pada lari keluar menyelamatkan diri termasuk aku. Aku tidak sempat menyelamatkan  Indra salah satu muridku yang paling cemerlang di sekolah. Air mataku menganak sungai membayangkan saat reruntuhan itu menimpa kepalanya. Wajah kesakitan itu...ya Allah... kenapa bobroknya bangunan ini harus membuat generasi yang tidak tahu apa-apapun harus ikut menderita. Kenapa tidak para koruptor  saja yang Engkau hukum. Allah...astagfirullah...kenapa aku menyalahkan takdir Nya?
***

Suasana rumah sakit berkabut duka, nyawa Indra tak mampu di selamatkan terlalu banyak darah yang di keluarkan dari kepalanya. Kulihat ibunya meraung-raung menjerit histeris dan aku terdiam dalam isak tangis terbayang Indra dengan sorot mata yang haus akan ilmu saat aku menerangkan pelajaran bahkan pemikiran anak itu jauh melebihi anak-anak lainnya. Dalam semua pelajaran dia yang paling bersemangat mengajukan pertanyaan dan kini aku kehilangan satu generasi yang satu saat mungkin dia bisa mengubah peradaban negri ini. Tapi hidup ini adalah misteri, tidak ada seorangpun yang tahu tentang kematian seseorang.

Jika sistem pemerintah negri ini tidak rusak yang merembet pada kerusakan sistem pendukung lainnya di segala instansi yang merembet ke masalah fasilitas termasuk fasilitas pendidikan yang dananya di korupsi mungkin tidak akan pernah terjadi yang namanya sekolah runtuh sampai merengut nyawa korban. Siapa yang harus kusalahkan  pada kejadian ini, takdirkah? Ah ...aku sungguh lelah karena berteriak lantangpun meminta pendidikan yang merata, kesejahteraan guru, fasilitas pendidikan yang memadai suara-suar a kami tak akan menembus telinga-telinga bisu yang sudah terkontaminasi paham sekuler di mana negarapun mengadopsi sistem sekuler warisan penjajah yang melahirkan ekonomi kapitalisme yang menindas rakyat. Suara rakyat yang bergaung dengan para mahasiswa yang melakukan demontrasi besar-besaran hanya dianggap anjing menggonggong kafilah berlalu tidak pernah melahirkan kebijakan baru yang pro rakyat jika mampu menumbangkan rezim pun tidak mampu mengganti sistem yang ada padahal pergantian rezim sudah seharusnya di ikuti pergantian sistem yang saat ini memang sudah sangat rusak penuh borok di sana-sini. Tapi anehnya kenapa sistem warisan imprealis masih tetap di pertahankan sampai kini?

***

Dua bulan dari kejadian itu sekolah yang dulu rubuh kini sudah berdiri kembali. Apakah harus menunggu sekolah runtuh dulu dan merengut jiwa-jiwa muda yang haus dengan ilmu  baru pemerintah peduli dan turun langsung melihat renovasi sekolah ini. Betapa menyedihkannya hidup di negri ini, sebagai rakyat selalu tertindas.
                                                                                            ***
Memapar batas realitas dalam fiksi.
2012

Emak Super Kepo

What is meaning the kepo? Menurut anak muda milenial,  kepo itu selalu pingin tahu. KEPO adalah akronim dari Knowing Every Particular Object yang artinya sebutan untuk orang yang serba ingin tahu dari detail sesuatu baik yang kalau ada yang terlintas dibenaknya dia tanya terus. Hal-hal sepele ditanyain, serba ingin tau, pengen tau urusan orang lain dan sebagainya.

KETIKA MEDSOS MENJADI MESIN PENGHANCUR GENERASI

Media sosial saat ini, semakin digandrungi oleh remaja. Mereka akan di katakan gaptek dan ketinggalan zaman jika tidak menggunakannya.

Media sosial  sebenarnya bersifat netral. Bisa berdampak positif dan negative itu tergantung pada si pemakainya. Jika si penggunanya tidak paham islam, aplikasi ini menghsilkan karya-kaya alay yang kebablasan. Di gunakan untuk hal-hal yang bertentangan syariat dan tentu hal ini memberikan pengaruh lain bagi pengaksesnya. Berbeda halnya jika sipenggunanya paham islam dan tidak ada pelanggaran didalammya, tentu akan digunakan sebagai sarana untuk mengopinikan dakwah islam agar semakin tersebar luas.

Namun yang terjadi di lapangan, media sosial menjadi sarana yang sangat mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Terutama ketika penggunanya adalah remaja yang masih labil.

Akhir-akhir ini kita di buat terkejut dengan  ditemukannya aktivitas asusila siswa SMP di group Watsapp “All Star”  serta komunitas gay di Garut yang terang-terangan menyebarkan keberadaannya melalui media sosial facebook. Dan  komunitas gay ini, angkanya sudah mencapai ribuan yang anggotanya kebanyakan masih pelajar SMP dan SMU.  Kejadian ini tentu membuat kita prihatin. Prilaku menyimpang mereka, yang oleh agama sangat di larang,ternyata jumlah mereka semakin banyak dan tersebar di berbagai kota yang ada di tanah air. Mereka semakin terang-terangan menunjukan dirinya dan meminta pengakuan.

Fenomena  kerusakan remaja  seperti yang ada di atas itu hanya sebagian kecil yang terlihat karena media memberikan ruang untu mengekpos kehidupannya, mencari jalan kebahagiaan meski melawan arus secara moral.

Sesungguhnya fenomena kerusakan remaja muslim seperti  contoh  di atas bagaikan bola salju. Semua ini karena lemahnya peran keluarga-keluarga muslim yang tak mampu membentengi anak-anak mereka dengan akidah Islam yang memadai untuk memfilter derasnya arus globasi yang meyeret mereka pada pergaulan yang salah. Sehingga akhirnya anak seusia mereka yang harusnya mendapatkan asupan nilai-nilai agama, hancur di gerus oleh media digital yang menjadi mesin perusak ahlak mereka.

Orang tua juga sangat lemah dalam memberi pengawasan dan pemahaman pada anak dalam penggunaan media sosial. Sehingga anak menjadi bablas dalam penggunaannya.
Dan orang tua saat ini, menjadi fasilitator yang membuat anak rusak. Karena sibuk, anak dituruti segala keinginannya. Termasuk menyediakan mesin digital yang ikut berperan menghancurkan mereka.

Banyak anak usia TK dan SD, mereka sudah direcoki google dan youtube. Padahal usia seperti itu belum waktunya anak bersentuhan dengan hal-hal seperti itu. Dan jikapun urgent karena ada tugas sekolah, harusnya anak di dampingi bukan di biarkan lepas menjelajah rimba maya yang bisa menyesatkan prilaku dan cara berpikir mereka.

Penyakit LGBT tentu sangat dilarang oleh agama dan menjadi penyakit yang sangat menular. Maka untuk menyelamatkan mereka perlu ada kekuatan besar yaitu peran negara untuk hadir dengan mengedukasi para orang tua, tentang betapa pentingnya ilmu parenting. Sehingga orang tua bisa membangun kedekatan dengan anak juga menghidupkan komunikasi yang hangat dengan anak.

Ulama dan guru juga ikut memiliki peran penting untuk memberikan pemahaman tentang bahayanya penyakit LGBT. Karena jika terus di biarkan dan jumlah mereka bertambah besar akan mendatangkan kemurkaan Allah. Seperti halnya Kaum Nabi Luth yang Allah azab mereka dengan gempa bumi yang dahsyat di sertai angina kencang dan hujan batu yang menghancurkan  kota Sodom beserta semua penghuninya.

Dalam Al- Qur’an Surat Adh Dhariyat  Allah SWT berfirman:
Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan? Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth) ,agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas". [Qs. Adh-Dhariyat ayat 31-34]

Semua hanya mampu di atasi dengan Islam. Negara adalah peran utama dalam meri’ayah umat dengan mempersiapkan sekumpulan individu dan masyrakat untuk berada dalam tetaaatan ke pada Allah. Hanya islam yang mampu menjadi semua problematika kehidupan dan menghasilkan remaja  dan para pemuda yang jadi dambaan islam.

Rasulullah dalam hadistnya bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT, benar-benar kagum terhadap pemuda yang tidak memiliki shawbah. (HR. Ahmad)
Maksud hadist di atas adalah pemuda yang tidk memperturutkan hawa nafsunya, dengan membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.

Masa muda yang memiliki komitmen dalam ibadah  tentu lebih sulit karena masa-masa seperti itu mereka berpotensi besar untuk di dominasi oleh syahwat sehingga Allah pun kagum terhadap pemuda yang tetap berada dalam ketaatan ke pada Nya.

Islam sangat memberi perhatian yang sangat besar ke pada remaja serta pemuda muslim. Dan senantiasa mengarahkn mereka pada  hal-hal kebaikan untuk dunianya juga akhiratnya.

Cinta Diatas Bara # 2

BAGIAN DUA

“Sayyid, kau mau kemana?” Amir menatap Sayyid yang sedang berkemas.

“Aku akan pergi ke Amerika, merealisasikan impianku bersama Aleya.”Jawab Sayid mantap

Amir menelan ludah getir. Harus bagaimana lagi dia menyadarkan saudara sepupunya yang telah di rasuki Syetan cinta itu?

“Apakah engkau akan lebih membela wanita itu Sayid, dibanding kami? Ayah ,ibu, kakek yang sudah begitu lama menjadi bagian hidupmu, dan mencintaimu setulus hati.”

“Aku tak bisa hidup tanpa Aleya ,Amir. Please kau jangan halangi langkahku. Kita sudah  dewasa, bisa memilih jalan mana yang akan di tempuh.”

“Tapi ini masalah akidah Sayyid, aku nggak mungkin diam saja mengikhlaskan kau pergi untuk menikah dengan gadis Yahudi itu. Jika kau mau, aku bisa mencarikan gadis muslim yang baik untuk menjadi pendampingmu asal jangan dengan si Aleya itu.”

“Aku sudah bilang jangan pernah halangi langkah ku! Tak ada siapapun yang bisa menghalangi tujuanku untuk menikah dengan Aleya.”

“Apakah cinta itu lebih penting Sayid, di bandingkan dengan akidah yang harus tergadai?”

“Stop Amir! Aku sudah bosan dengan semua kata-katamu. Biarkan aku memilih jalan hidupku sendiri. Aku sudah cukup dewasa untuk bertanggung jawab pada apa yang ingin aku pilih.”

“Ok, Sayyid! Jika itu memang pilihan terbaikmu. Tapi ingat kata-kataku, suatu saat kau akan menyesali  pilihanmu. Camkan kata-kataku,di hatimu! Macan betina itu suatu saat akan menerkammu, dan mencampakanmu bagai barang yang tak berharga. Yahudi keparat seperti mereka hanya memampaatkan kecerdasan otakmu bukan hatimu!” Ujar Amir geram tak mampu lagi menyadarkan lelaki batu di depannya.

“Biarkan aku memilih jalan hidupku!” teriak Sayyid jengkel.

“Ok lah, jika itu pilihan yang tepat untukmu. Tapi aku yakin jika kau lebih memilih wanita itu ketimbang imanmu, suatu saat kau akan menyesalinya." 

Sayyid pun pergi dengan penuh kemenangan. Nafsu sudah menggelapkan mata hatinya. Baginya kini Aleya adalah masa depan yang harus di genggam. Sayang sekali jika gadis secantik dan secerdas Aleya jika di sia-siakan.  Aleya lebih berharga ketimbang Tuhan, iman dan orang-orang yang telah membesarkannya.
Amir diam-diam menangis perih menangisi kepergian sepupunya . 

Seorang yang dulu sangat dia banggakan menemani setiap langkah perjuangannya menuju hidup yang lebih bercahaya kini telah menjadi seorang pencundang. Iman yang mengental sejak mulai dari buaian karena didikan orang tuanya tentang islam yang sangat bagus bisa menguap begitu saja semenjak dia melanjutkan magisternya ke Amerika. 

Ternyata keistiqomahan itu sangat sulit untuk diprediksi. Maka benar apa yang dikatakan dalam hadist Rasulullah bahwa disuatu masa akan ada orang yang dipagi harinya beriman dan disorenya kafir. Sayyid adalah contoh nyata untuk Amir.

Ketika bergaul dengan orang-orang shaleh tidak pernah dilakuka,maka Sayyid seperti domba yang terlepas dan siap dimangsa srigala. Brain Wash kehidupan liberal Amerika,sangat berhasil meracuni pemikiran seorang Sayyid. Bahkan rela menukar akidahnya.

“Allah tak adakah jalan lain untuk mengembalikanya dia kembali kejalan Mu… jangan biarkan muslim yang telah dia miliki  sejak lahir tergadaikan hanya karena pesona seorang perempuan terlaknat.” ****

Menjemput CintaNya

Ku awali semua dari perjalanan awal, jika mendapat hidayah itu tidaklah mudah. Namun mempertahankan hidayah itu lebih tidak mudah di antara derasnya kehidupan SEKULARISME yang sudah menyusup parah ke tubuh kaum muslimim. Ketika umat muslim semakin jauh dari agama NYa, yang mereka tahu agama cuma kulitnya saja. Lalu kapan ke bangkitan Islam itu akan terjadi? Jika orang-orang muslim itu sendiri tidak memahami agamanya secara benar. Ingatkah tentang kemenangan Sholehudin Al- Ayubi di perang Salib, membuat Louis IV dendam pada Islam pada tahun 1187 karena tentara Islam berhasil merebut Yerusalam. Dan mereka akan melakukan berbagai cara untuk menghancurkan umat islam. Invansi Ghawizul Fikri/ perang pemikiran adalah hal yang paling sukses menghancurkan moral-moral umat islam sampai titik terkecil yaitu benteng rumah tangga yang semakin goyah di serang liberalisasi.

Aku tahu dakwah itu tidaklah mudah, belajar dari pengalaman saudara dan teman-teman saat menegakan risalah Nya. Namun yakinlah dengan janji Allah tentang balasan bagi siapa yang menolong agama Nya. Orang-orang yang memperjuangkan agama di saat sekarang ini seperti menggenggam bara api, itulah gambaran hadist Rasul. Namun akan terasa indah jika di jalani dengan penuh ke ikhlasan. Hanya tekad yang kuatlah dalam kerasnya perjuangan ini, islam akan mampu di tegakan dalam naungan Khilafah islamiyah. Sungguh aku rindu ketika al-liwa dan ar- roya berkibar memenuhi penjuru bumi.
==============================================================================

Kupandangi diriku di cermin. Benarkah itu pantulan diriku? Lembut, anggun dan bersahaja.

Aha...seorang Arina utami si preman kampus yang gila gunung ternyata bisa juga menjadi seorang muslimah. Meski jalan yang ku jalani ini semuanya adalah keterpaksaan. Yupzs... Mas Adi kakaku paling getol ceramah tentang hakikat menutup aurat bagi perempuan, pergaulan islami, peranan perempuan dalam islam, islam kafah dan islam sebagai satu-satunya ideologi yang benar di antara ke tiga ideologi yang ada di dunia ini, Islam, sosislisme dan kapitalisme. Sampai aku hafal semua teori yang di ucapkannya.

Satu lagi aku bisa kayak gini karena dia yang paling berpengaruh agar aku segera menutup aurat hingga membelikan seperangkat pakaian islami yang berjumlah satu lusin. Mulai dari kerudung, jilbab, manset sampai kaus kaki. Di satu sisi dia memang sangat mendukung ke kaffahanku dalam berislam, tapi di sisi lain aku harus kehilangan teman-teman cowok, gunung, nongkrong di kafe dan ketawa cekakan. Sekarang harus lebih santun, bicara lembut, pandangan menunduk tiap ketemu cowok. Tersiksaaaaaaaaa...!

"Jeileee...cantiknya." puji adiku Tania dengan mulut mangap tak percaya jika hari ini aku bisa melepas pakaian ke banggaanku.

"Wkwkwk...preman kita berubah jadi putri keraton." ledek adik bungsuku Haydar.

Aku manyun. Bukannya ngasih congrulation kek, dengan menyebut Alhamdulillah.

"Stt...kalian ini, bukannya mengucap Alhamdulillah lihat Teh Arina berubah. Kamu cantik Ar, duh adiku yang saleha akhirnya berkerudung juga. Sayangnya kerudungmu mencong dik, sini Mas benerin." dengan penuh perhatian Mas Adi membantuku memakai kerudung.

"Swit...swiw...romantis amat. Kaya adegan prince ketemu princessnya." Tania tak henti meledek.

Aku melotot. Tuh anak katanya sudah jadi akhwat, tapi usilnya masih tetap kumat.

"Sudah jangan di dengerin ledekan adikmu. Kan masih ada Mas yang selalu mendukungmu. Sekarang kuliah nggak, Mas anterin ya?" Tawarnya penuh perhatian.

"Nggak usah deh Mas," tolaku.

"Kenapa ,Dek?"

"Pingin berangkat sendiri aja," jawabku simpel. Padahal jujur aku males di antar sama dia. Bisa-bisa geger seluruh isi kampus karena aku di antar oleh ikhwan super keren. Sumpah kerennya Mas gantengku ini ngalahin si Russel Crow di 'A Beautiful Mind'

"Ya sudah,hati-hati aja sampai di sana, ya? Jangan pedulikan komentar orang-orang tentang perubaha mu."

"Ciee.. Mas Adi perhatian banget sih, bikin kita-kita jadi jealous." Tania kembali meledek.

"Ah, kalian ini. Kalau Teh Arina berubah harusnya di dukung dengan senang hati, dari pada berantem melulu. Kita kan jadi mudah untuk merintis keluarga ini menjadi keluarga dakwah.

Aku mengerucutkan bibir sebal. Mas Adi jadi sok perhatian B-G-T. Tapi jujur aku merasa damai dengan kerudung dan jilbab yang kukenakan ini. Jadi lebih terjaga. Gimana reaksi teman-teman di kampus nanti ya? Ah, tak usah terlalu di pikirkan. **** bersambung