Subscribe Us

Cinta Diatas Bara # 2

BAGIAN DUA

“Sayyid, kau mau kemana?” Amir menatap Sayyid yang sedang berkemas.

“Aku akan pergi ke Amerika, merealisasikan impianku bersama Aleya.”Jawab Sayid mantap

Amir menelan ludah getir. Harus bagaimana lagi dia menyadarkan saudara sepupunya yang telah di rasuki Syetan cinta itu?

“Apakah engkau akan lebih membela wanita itu Sayid, dibanding kami? Ayah ,ibu, kakek yang sudah begitu lama menjadi bagian hidupmu, dan mencintaimu setulus hati.”

“Aku tak bisa hidup tanpa Aleya ,Amir. Please kau jangan halangi langkahku. Kita sudah  dewasa, bisa memilih jalan mana yang akan di tempuh.”

“Tapi ini masalah akidah Sayyid, aku nggak mungkin diam saja mengikhlaskan kau pergi untuk menikah dengan gadis Yahudi itu. Jika kau mau, aku bisa mencarikan gadis muslim yang baik untuk menjadi pendampingmu asal jangan dengan si Aleya itu.”

“Aku sudah bilang jangan pernah halangi langkah ku! Tak ada siapapun yang bisa menghalangi tujuanku untuk menikah dengan Aleya.”

“Apakah cinta itu lebih penting Sayid, di bandingkan dengan akidah yang harus tergadai?”

“Stop Amir! Aku sudah bosan dengan semua kata-katamu. Biarkan aku memilih jalan hidupku sendiri. Aku sudah cukup dewasa untuk bertanggung jawab pada apa yang ingin aku pilih.”

“Ok, Sayyid! Jika itu memang pilihan terbaikmu. Tapi ingat kata-kataku, suatu saat kau akan menyesali  pilihanmu. Camkan kata-kataku,di hatimu! Macan betina itu suatu saat akan menerkammu, dan mencampakanmu bagai barang yang tak berharga. Yahudi keparat seperti mereka hanya memampaatkan kecerdasan otakmu bukan hatimu!” Ujar Amir geram tak mampu lagi menyadarkan lelaki batu di depannya.

“Biarkan aku memilih jalan hidupku!” teriak Sayyid jengkel.

“Ok lah, jika itu pilihan yang tepat untukmu. Tapi aku yakin jika kau lebih memilih wanita itu ketimbang imanmu, suatu saat kau akan menyesalinya." 

Sayyid pun pergi dengan penuh kemenangan. Nafsu sudah menggelapkan mata hatinya. Baginya kini Aleya adalah masa depan yang harus di genggam. Sayang sekali jika gadis secantik dan secerdas Aleya jika di sia-siakan.  Aleya lebih berharga ketimbang Tuhan, iman dan orang-orang yang telah membesarkannya.
Amir diam-diam menangis perih menangisi kepergian sepupunya . 

Seorang yang dulu sangat dia banggakan menemani setiap langkah perjuangannya menuju hidup yang lebih bercahaya kini telah menjadi seorang pencundang. Iman yang mengental sejak mulai dari buaian karena didikan orang tuanya tentang islam yang sangat bagus bisa menguap begitu saja semenjak dia melanjutkan magisternya ke Amerika. 

Ternyata keistiqomahan itu sangat sulit untuk diprediksi. Maka benar apa yang dikatakan dalam hadist Rasulullah bahwa disuatu masa akan ada orang yang dipagi harinya beriman dan disorenya kafir. Sayyid adalah contoh nyata untuk Amir.

Ketika bergaul dengan orang-orang shaleh tidak pernah dilakuka,maka Sayyid seperti domba yang terlepas dan siap dimangsa srigala. Brain Wash kehidupan liberal Amerika,sangat berhasil meracuni pemikiran seorang Sayyid. Bahkan rela menukar akidahnya.

“Allah tak adakah jalan lain untuk mengembalikanya dia kembali kejalan Mu… jangan biarkan muslim yang telah dia miliki  sejak lahir tergadaikan hanya karena pesona seorang perempuan terlaknat.” ****

0 Comments:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini