Subscribe Us

PELACUR DEMOKRASI

Gelap pekat membayang langkah persada...
Tubuh ini semakin ringkih
Teracuni kedurjaan duaniawi
Maling...teriak maling
Berebut tahta, bertaruh nyawa
Bahkan melacurkan diri pada Dajjal-Dajjal penggenggam dunia
Demi segenggam ambisi untuk bertahta

Mungkin mereka lupa jika nyawa ada batasnya mengembara
Lupa akan semua perbuatan yang akan di minta pertanggung jawaban
Terlalu banyak Iblis merajai hatinya
Hingga berani bertaruh berlian, emas, minyak, hutan, laut, gunung di gadai pada si perampok yang bernama imprealisme...
Manusia-manusia kecil menjerit lapar kau tak peduli...
Bahkan kau gusur kehidupanya tanpa memberi solusi untuk sebuah harapan
Lelah....jiwa ini terlalu lelah
Mereka sedang bunuh diri politik yang sebenarnya...
Semoga Tuhan tidak menurunkan Adzab untuk kebobrokan negri ini...

AKU BUKAN BONEKA BARBIE # 2

AKU BUKAN BONEKA BARBIE # 1


Aldi memejamkan matanya,membayangkan raut wajah Tasya putri manisnya. Tawanya yang lucu,matanya yang bening,rambutnya yang ikal  membuat dia benar-benar rindu ingin segera bertemu melabuhkan kangen karena satu minggu nggak bertemu. Boneka koala yang ada disamping nya  di elusnya penuh cinta. Tasya pasti senang dapat oleh-oleh ini,pikirnya.
Entah kenapa akhir-akhir ini kalau bepergian jauh dia selalu pingin segera pulang ke rumah,kelelahan yang meraja mendadak sirna jika sudah melihat Tasya tertawa penuh ceria. Sayang kesibukan banyak menyita kebersamaannya dengan sang buah hati.
“Ayah sangat kangen kamu sayang,” desisnya lirih.
Mobil Jaguar yang di kemudikan Pak Tarmin sang supir pribadi tiba-tiba berhenti di sebuah restoran japanese food.
“Kenapa berhenti Pak?” tanya Aldi heran.
“Biasanya kan Bapak suka berhenti disini, untuk makan dulu.”
“Nggak usah Pak,kita langsung pulang saja.” Ujar Aldi tidak sabar pingin segera sampai dirumah segera bertemu dengan Caca.

Akhirnya mobil  yang di kemudikan Pak Tarmin sampai juga di sebuah pekarangan rumah berarsitektur klasik,peninggalan orang tuanya. Rumah yang kelihatan begitu nyaman dan tenang. Aldi segera membuka pintu mobilnya sambil tak lupa menggendong Boneka Koala, berjalan dengan cepat menuju rumah tanpa membuka sepatu terlebih dahulu.
“Tasya...Tasya sayang...Papa pulang.” Teriaknya.
Sepi tak ada jawaban membuat Aldi heran,biasanya Tasya suka menyambut kedatangannya dengan penuh ceria.
Di tangga Aldi berpapasan dengan Mbok Minah pembantu yang sudah di anggap ibunya sendiri yang sudah merawatnya dari kecil dan kini merawat Caca.
“Tasya mana Mbok?”
“Tasya marah Mas Aldi,dia merengek pingin ketemu ibunya dari tadi nggak mau ngomong.”
“Arini?” dingin Aldi menyebut nama itu.
Mbok Minah cuma mengangguk dan memilih segera berlalu. Dia tahu Aldi sangat benci dengan mantan istrinya itu.
Aldi melangkah menuju kamar Tasya,disana nampak Tasya sedang duduk mencangkung sambil memegang kedua lututnya dan tatapan matanya begitu sangat mernyedihkan membuat Aldi jadi terenyuh.
“Tasya, Ayah pulang...” panggil Aldi penuh rindu.
Gadis itu menoleh sekilas pada Ayahnya,tapi kembali lagi seperti aktivitas semula tak peduli.
“Caca kok gitu sambutannya sama Ayah,apa Caca nggak kangen sama Ayah?” Aldi duduk di tepi ranjang dan mengelus gadis kecilnya dengan lembut.
“Caca pingin ketemu Bunda,Ayah. Caca kangen sama Bunda.” Ujar gadis itu sedih.
“Bunda kan sudah nggak mau lagi ketemu sama Caca dan Ayah,dia sudah ninggalin kita. Lupakan saja tentang Bunda ya,ini Ayah bawa Boneka Koala yang dulu Caca inginkan.”
“Nggak,Ayah bohong! Bunda sayang sama Caca!” teriaknya.
“Ayah nggak bohong kok,”
“Pokoknya Caca pingin ketemu Bunda,Ayah jahaaaaa!” Jeritnya sambil memukul-mukul punggung Aldi bikin Aldi jadi emosi.
“DIAAAAM....!!” teriak Aldi kalut. “Ayah tuh nggak pernah bohong,bukan Ayah yang jahat tapi justru Bunda yang jahat sudah nyakitin Ayah. Harusnya Caca ngertiin Ayah,kalau Ayah ini masih capek, tapi masih sayang sama caca.”
Melihat ayahnya marah gadis itu menunduk ketakutan,anak sungai perlahan mengalir di pipinya yang mulus. Hatinya terluka belum pernah Ayahnya semarah ini.
“Hu...hu...Bunda,” isaknya mengharukan. Aldi jadi merasa bersalah.              
Arini setiap mendengar nama perempuan itu di sebut selalu membuat kebenciannya bertahta pada mantan istrinya itu, perempuan itulah yang membuat keluarganya berantakan karena berselingkuh dengan laki-laki  lain. Untuk mendapatkan hak asuh Caca ,Aldipun melakukan segala cara agar jangan sampai hak asuh putrinya jatuh ketangan istrinya. Arini sama sekali tak di berikan akses bertemu dengan putrinya meski dia sangat memohon. Baginya wanita itu tidak pantas jadi Ibu buat Caca dan tak mungkin bisa jadi  pendidik yang baik. Sekali berbuat kesalahan maka tak ada kesempatan untuk di maafkan.
Arini wanita yang sangat di cintainya itu, yang dinikahinya lima tahun yang lalu ternyata bermain hati di belakangnya dengan lelaki yang mungkin sangat membahagiakannya. Ah...Aldi tak pernah menyangka jika pernikahannya akan berakhir seperti ini.  Dia mungkin bukan lelaki romantis seperti yang di harapkan Arini. Aldi yang pekerja keras,jarang di rumah sibuk dengan bisnisnya tapi dia type laki-laki setia dan bertanggung jawab. Mungkin keromantisan dan kebersamaan yang kurang itu yang membuat Arini  selingkuh.
Jika mengingat semua itu hati Aldi seperti disayat-sayat  sembilu,kesetiaannya sebagai  lelaki benar-benar tak berarti di mata sang istri padahal dia sudah bersusah payah untuk membahagiakan sang istri dan anaknya. Entah syetan apa yang sudah merasuki  pikiran istrinya  yang dulu begitu sangat mencintainya.
“Caca,maafin ayah ya,sudah marahin Caca barusan. Ayah sangat sayang sama Caca dan nggak ingin kehilangan Caca. Bagi Ayah, Caca adalah segalanya.” Ujar Aldi lembut dan berusaha memeluk putrinya,tapi Caca menepisnya dengan kasar.
“Lho,kok Caca kasar sama Ayah,di sekolah Caca nggak diajari kasar sama Bu Guru kan?”
Gadis itu diam,hanya air matanya yang mampu menjawab keperihan hatinya.
“Al,biarkan Caca sama Mas dulu,kamu baru pulangkan? Beristirahatlah dulu.” Ujar Mas Wian kakak  Aldi.
“Tapi Mas...”
“Mbok Minah cerita, Caca ngambek pingin ketemu Bundanya.Kasihan dia, jiwanya sangat terguncang. Biar dia sama Mas dulu Al,kamu istirahat dulu. Ntar kalau sudah tenang ,Mas pingin ngomong sama kamu.”
 “Aku Mengerti Mas, kalau Caca pingin ketemu ibunya. Tapi...”
“Sudahlah, kamu istirahat dulu AL. Kamu sangat lelah.”
Aldi menurut  tak bisa membantah.
“Caca  sayang, sini sama uwak. Kita main di luar sambil menangkap kelinci. Caca mau kan?”
Gadis itu menggeleng.
“Caca pingin ketemu Bunda.”
“Caca sayang, Bunda Caca lagi pergi ketempat yang jauh sekali. Jadi dia nggak bisa nemuin Caca cepat-cepat . Katanya  Bunda punya urusan yang nggak bisa di ganggu siapapun.”
“Masa sih Wak,apa Bunda nggak sayang sama Caca dan Ayah?”
“Bunda sayang kok sama Caca,Cuma Bunda nggak bisa di ganggu. Caca mau ngerti kan kesibukan Bunda?”
Gadis itu mengangguk.
“Tapi sampai kapan Bunda sibuk dan kapan mau nemuin Caca dan Ayah?”
“Uwak nggak tahu. Ntar kalau waktunya sudah tepat, kita Tanya pada Bunda dan kita tanyakan bersama-sama. Caca  juga harus sayang sama Ayah karena Ayah sudah bekerja keras demi membahagiakan mu ,sayang. Ini buktinya, Ayah jauh-jauh beliin koala ini untuk kamu.”
Iya uwak, tapi Caca kangen sama Bunda. Kenapa Bunda nggak kumpul bersama Caca dan Ayah kayak dulu, uwak?”
“Kan Bundanya sibuk?”
“Dulu Bunda nggak sibuk,selalu nemenin Caca.”
“Mungkin Bunda pingin punya Banyak uang, biar Caca bisa beli boneka  Barbie.”
“Kan sudah ada Ayah yang cari uang.”
Duh...wian menggaruk kepalanya,mendapat pertanyaan kritis dari keponakannya tapi dia harus bisa lebih sabar.
“Ntar ya, kita tanyain sama-sama ke Bunda. Kenapa Bunda belum mau pulang? Sekarang kita main kelinci,okey.”
Anak itu akhirnya mau juga bikin Aldi iri, Caca lebih dekat pada Wian ketimbang dirinya. Mungkin karena Wian hangat, kebapakan dan penyabar. Tapi sayang di usianya yang ke 35 dia masih betah  sendiri. Wian lebih bersemangat mengejar pendidikannya ketimbang mengejar pendamping hidup.
Wian baru sebulan ini tinggal di Indonesia setelah menghabiskanmasa pendidikan S1 dan S2 nya di jerman dan kini dia lebih memilih mengajar menjadi dosen di perguruan tinggi swasta ketimbang mengurus perusahaan yang di wariskan orang tuanya. Wian punya banyak waktu di rumah,wajar kalau Caca dekat.

REMAJA ISLAM FOLLOWER

BAHAGIA MENJADI REMAJA TERASING

Sahabat remaja, sering kita merasa sendirian saat teman-teman kita mengasingkan atau mengucilkan kita. Dan rasanya itu sangat menyakitkan. Hanya karena kita berbeda dengan mereka. Berbeda karena kita menggenggam akidah Islam di saat remaja lain begitu bangga dan berlomba untuk menjadi remaja hedonis dengan akidah sekuler mereka. Berbeda karena kita menggunakan Jilbab yang menutup sempurna aurat kita atau berbeda karena Kita getol berdakwah pada mereka yang membuat kuping mereka gerah lalu mereka mencap kita sok alim, sok suci, dsb. 

 Tak usah bersedih hati menjadi remaja terasing di tengah zaman yang begitu rusak, meski menjadi sebagian kecil dari banyaknya remaja yang mengacuhkan kita. Tapi, berbahagialah. Karena hal ini,  dari jauh hari Rasulululah sudah mengatakan dalam Hadisnya:
“Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah al-ghuroba {orang-orang terasing}. Di katakan kepada beliau, “Siapa al-ghuroba itu?” Rasulullah saw. Bersabda “ Mereka adalah orang-orang yang terpisah dari kabilah-kabilah.”>

Mengapa kita meski bahagia menjadi remaja terasing?

Pertama: Karena kita menjadi orang yang sedikit. Menjadi orang yang berbeda di saat remaja lain ingin tampil seragam mencontoh berhala-berhala yang menjadi sosok panutan mereka. Yang mencuci otak-otak mereka hingga keluar dari fitrahnya sebagai muslim. Menjadi generasi-generasi yang kehilangan karakter. Mereka mengaku muslim, tapi karakter dirinya tak jauh berbeda dengan orang kafir.
Al- ghuroba menurut penjelasan hadist diatas bukan ada di zaman para sahabat, tapi ada di zaman yang jauh sekali dari masa sahabat yaitu di zaman kitalah al-ghuroba itu terjadi. Karena kita ada dimasa banyak manusia yang merusak metode kehidupan yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Dan dimasa sahabat metode itu belum rusak karena mereka senantiasa memeliharanya dengan teguh.

Lantas apa yang membuat kita harus bahagia? Karena kita bagian dari orang yang melakukan perbaikan. Kita senantiasa menggenggam akidah islam kita dengan kuat, senantiasa menerapkan kehidupan Islam dalam kehidupan sehari-hari, senantiasa menutup aurat dengan sempurna, senantiasa menjaga Iffah dan izzah kita,  dan senantiasa terus berdakwah mengingatkan teman-teman kita yang salah jalan, meski terkadang dicemohkan dan tak dianggap. Dan banyak hal lainnya yang dilakukan oleh remaja-remaja hanif seperti kalian. Menjadi agent of change untuk generasi saat ini, dan yang ada sesudah kalian.

Kedua: Yang menjadi bagian orang terasing seperti dalam gambaran hadist di atas jumlahnya sangat sedikit. Lho… bukannya menjadi yang sedkit itu lebih menyedihkan, karena lebih mudah dikalahkan oleh jumlah yang banyak? Yupzs…kita jangan pesimis duluan dengan menjadi bagian yang sedikit. Karena kuantitas tidak selamanya menjadi yang kualitas. Bukankah yang berkualitas itu selalu berada dalam jumlah yang sedikit? Predikat juara hanya bisa diraih oleh orang tertentu saja, bukan dalam jumlah kebanyakan. 

Sebagaimana dalam hadist Rasulullah dikatakan, “Mereka adalah orang-orang yang shalih diantara kebanyakan manusia yang buruk. Dimana orang yang menentang mereka lebih banyak dari pada yang mentaatinya.” [al-Haitsami berkata hadist ini dalam al- Kabir mempunyai banyak sanad. Para perawinya shahih].

Dan semoga kita menjadi bagian yang sedikit itu. Yang kelak dihari kiamat memancarkan cahaya bagaikan cahaya matahari.
Sejarah sudah membuktikan betapa banyak jumlah yang sedikit bisa mengalahkan yang besar. Karena di dukung oleh kekuatan iman dan ketakwaan yang membaja sehingga bisa mengalahkan pasukan musuh yang besar yang di dukung oleh persenjataan yang canggih di setiap zamannya. Firman Allah dalam surat Al-Baqoroh 249 juga di jelaskan bahwa : “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” 

Jadi tak usah pesimis dengan jumlah kita yang sedikit. Karena bisa jadi dengan perjuangan yang tak pernah henti, mereka yang kini mengacuhkan gerak langkah kita suatu saat akan mendapatkan hidayah Allah.

Ketiga: Orang yang menjadi gambaran seperti di sebutkan dalam hadist tentang bagian orang Islam yang terasing adalah mereka adalah kaum yang beraneka ragam. Seperti yang di jelaskan dalam hadist Rasululullah, “ Mereka adalah sekelompok manusia yang beraneka ragam, yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar-mimbar dari cahaya bagi mereka dihari kiamat. Orang-orang merasa takut, tapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah) dan mereka tidak bersedih.

Dan gambaran dari penjelasan bagian ketiga dari hadist diatas, yang terasing dari kabilahnya adalah kita yang terus memperjuangkan tegaknya syariat Islam di saat yang lain sibuk memuja system kapitalis demokrasi, sekularisasi dan liberalisme. Kita di asingkan karena ketinggalan zaman, kita di asingkan oleh orang-orang picik karena di anggap radikal, militan padahal kita tak pernah menebar terror dan kebencian. Kita di asingkan karena membela saudara-saudara muslim kita diberbagai belahan dunia karena imprealisme Kafir Laknatullah. Kita diasingkan karena memperjuangkan agar pengelolaan kekayaan negri ini di kelola dengan baik bukan dijarah oleh para Kapitalis. Kita tak hentinya terus menyadarkan umat untuk menjauhi riba, menjauhi Zina,dsb. 
 
Berbahagialah wahai remaja yang terasing, yang tetap teguh memegang akidah Islam kalian, disaat yang lain mencari kegelapan. Karena janji Allah itu pasti, bahwa kita akan di berikan kemenangan dengan Nasrullahnya. Menjadi umat terbaik yang datang pada hari kiamat dengan keadaan bercahaya bagaikan cahaya matahari. Kalianlah umat beraneka ragam itu, yang memilih untuk berbeda dan berani menembus perbedaan. Meski halangan terus merintangi langkah, namun demi syurga yang dijanjikan, kalian berani menghadapi segala hambatan

Keempat: Kalian menjadi orang terasing, namun kalian saling mencintai dengan ruh Allah. Dan ikatan ukhuwah kalian yang paling kuat karena akidah Islam yang senantiasa di genggam dengan kokoh. Tidak diikat oleh ikatan nasab, ikatan kekerabatan, ikatan kemaslahatan maupun duniawi. Seperti yang Rasulullah sabdakan dalam hadistnya: “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan ‘ruh’ Allah, padahal mereka tidak memiliki hubungan Rahim dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama-sama. Demi Allah, wajah mereka adalah cahaya. Mereka ada di atas cahaya. Mereka tidak takut ketika manusia takut. Mereka tidak bersedih ketika manusia bersedih.” Kemudia Rasulullah membacakan firman Allah, “Ingatlah sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak mempunyai rasa takut (oleh selain Allah) dan tidak bersedih”.

Dan kelima: Menjadi terasing, dan memperoleh kedudukan tanpa menjadi syuhada. Remaja betapa beruntungnya kita menjadi yang terasing, tanpa kita gugur di medan jihad tapi kita memiliki keistimewaan layaknya para Syuhada yang gugur di medan jihad. Namun, posisi itu tentu saja tidak kita raih dengan mudah. Tapi karena pikiran, tenaga dan harta kita disumbangkan untuk perjuangn dakwah, menjadi orang terasing ditengah kaum yang rusak, dicela, dihina, dsb. 

Namun,kalian tidak pernah mengeluhkan betapa sakitnya saat dikucilkan, betapa sakitnya ketika kita tak dianggap saat mengajak remaja mengkaji Islam, dikucilkan di tengah masyrakat karena kalian betah menjombo saja. Padahal di masyrakat saat ini, para orang tua akan begitu bangga jika anaknya punya pacar bahkan jika anaknya berganti-ganti pacar pun tidak menjadi masalah. Bahkan menjadi suatu kebanggaan, dan akan menjadi masalah jika anak-anak mereka mengikuti jejak seperti kalian. Yang menjadi aktivitas dakwah, yang menutup aurat dengan sempurna, yang mampu menghindari pacaran sebelum waktu pernikahan itu tiba.

Selamat untuk kalian para remaja-remaja sholihat. Kalianlah remaja yang mampu memberi perubahan untuk bangsa ini, kalian ibarat setitik embun di gersangan yang mampu memberi rasa adem pada jiwa-jiwa yang letih. Semoga keistiqomahan selalu mengiringi langkah kalian. Dan Allah mempermudah jalan kalian menuju syurga. Amin, Allahuma ya amin…

ARE YOU HAPPY?

Suatu hari temanku bertanya, apakah kamu bahagia dengan pernikahanmu?
Kebahagian itu sebenarnya relative, tergantung dari sisi mana kita memandangnya. Dalam pernikahan tentu tidak selamanya datar, pasti ada ritme yang mempermainkan emosi kita. Kadang kesel, marah, sedih itu hal yang pasti di alami. Tetapi ketika di katakan apakah aku bahagia. Ya aku bahagia, karena dengan menikah sudah dapat menyempurnakan separuh agama, ada teman yang bisa mengerti kita lebih dekat dan banyak hal yang lainnya yang tidak bisa di ungkapkan. Tapi satu kata sudah cukup mewakiliku, suamiku baik dalam banyak hal, meski dari segi materi tidak berkecukupan tapi tidak juga kekurangan. Untuk soal ini, bisa di cari secara bersama. Di awal menikah mungkin ibarat bayi yang masih belajar berjalan namun seiring waktu akan menemukan kedewasaan, akan bisa menemukan apa yang di cari. Namun yang lebih utama pasangan suami istri itu saling mengimbangi dalam banyak hal, juga pendamping sebuah pelayaran di nahkoda rumah tangga yang tertatih berusaha meraih ke ridhoan Illahi untuk mencapai Dermaga di Jannahnya. Tak layak jika kebahagiaan yang di cari hanya kebahagiaan dunia saja dan akhirat di abaikan. Hingga di yaumil akhir kelak suami-istri jadi musuh yang saling menjatuhkan....to be continued