Tak usah bersedih hati menjadi remaja terasing di tengah zaman yang begitu rusak, meski menjadi sebagian kecil dari banyaknya remaja yang mengacuhkan kita. Tapi, berbahagialah. Karena hal ini, dari jauh hari Rasulululah sudah mengatakan dalam Hadisnya:
“Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana mulainya, maka berbahagialah al-ghuroba {orang-orang terasing}. Di katakan kepada beliau, “Siapa al-ghuroba itu?” Rasulullah saw. Bersabda “ Mereka adalah orang-orang yang terpisah dari kabilah-kabilah.”>
Mengapa kita meski bahagia menjadi remaja terasing?
Pertama: Karena kita menjadi orang yang sedikit. Menjadi orang yang berbeda di saat remaja lain ingin tampil seragam mencontoh berhala-berhala yang menjadi sosok panutan mereka. Yang mencuci otak-otak mereka hingga keluar dari fitrahnya sebagai muslim. Menjadi generasi-generasi yang kehilangan karakter. Mereka mengaku muslim, tapi karakter dirinya tak jauh berbeda dengan orang kafir.
Al- ghuroba menurut penjelasan hadist diatas bukan ada di zaman para sahabat, tapi ada di zaman yang jauh sekali dari masa sahabat yaitu di zaman kitalah al-ghuroba itu terjadi. Karena kita ada dimasa banyak manusia yang merusak metode kehidupan yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Dan dimasa sahabat metode itu belum rusak karena mereka senantiasa memeliharanya dengan teguh.
Lantas apa yang membuat kita harus bahagia? Karena kita bagian dari orang yang melakukan perbaikan. Kita senantiasa menggenggam akidah islam kita dengan kuat, senantiasa menerapkan kehidupan Islam dalam kehidupan sehari-hari, senantiasa menutup aurat dengan sempurna, senantiasa menjaga Iffah dan izzah kita, dan senantiasa terus berdakwah mengingatkan teman-teman kita yang salah jalan, meski terkadang dicemohkan dan tak dianggap. Dan banyak hal lainnya yang dilakukan oleh remaja-remaja hanif seperti kalian. Menjadi agent of change untuk generasi saat ini, dan yang ada sesudah kalian.
Kedua: Yang menjadi bagian orang terasing seperti dalam gambaran hadist di atas jumlahnya sangat sedikit. Lho… bukannya menjadi yang sedkit itu lebih menyedihkan, karena lebih mudah dikalahkan oleh jumlah yang banyak? Yupzs…kita jangan pesimis duluan dengan menjadi bagian yang sedikit. Karena kuantitas tidak selamanya menjadi yang kualitas. Bukankah yang berkualitas itu selalu berada dalam jumlah yang sedikit? Predikat juara hanya bisa diraih oleh orang tertentu saja, bukan dalam jumlah kebanyakan.
Mengapa kita meski bahagia menjadi remaja terasing?
Pertama: Karena kita menjadi orang yang sedikit. Menjadi orang yang berbeda di saat remaja lain ingin tampil seragam mencontoh berhala-berhala yang menjadi sosok panutan mereka. Yang mencuci otak-otak mereka hingga keluar dari fitrahnya sebagai muslim. Menjadi generasi-generasi yang kehilangan karakter. Mereka mengaku muslim, tapi karakter dirinya tak jauh berbeda dengan orang kafir.
Al- ghuroba menurut penjelasan hadist diatas bukan ada di zaman para sahabat, tapi ada di zaman yang jauh sekali dari masa sahabat yaitu di zaman kitalah al-ghuroba itu terjadi. Karena kita ada dimasa banyak manusia yang merusak metode kehidupan yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Dan dimasa sahabat metode itu belum rusak karena mereka senantiasa memeliharanya dengan teguh.
Lantas apa yang membuat kita harus bahagia? Karena kita bagian dari orang yang melakukan perbaikan. Kita senantiasa menggenggam akidah islam kita dengan kuat, senantiasa menerapkan kehidupan Islam dalam kehidupan sehari-hari, senantiasa menutup aurat dengan sempurna, senantiasa menjaga Iffah dan izzah kita, dan senantiasa terus berdakwah mengingatkan teman-teman kita yang salah jalan, meski terkadang dicemohkan dan tak dianggap. Dan banyak hal lainnya yang dilakukan oleh remaja-remaja hanif seperti kalian. Menjadi agent of change untuk generasi saat ini, dan yang ada sesudah kalian.
Kedua: Yang menjadi bagian orang terasing seperti dalam gambaran hadist di atas jumlahnya sangat sedikit. Lho… bukannya menjadi yang sedkit itu lebih menyedihkan, karena lebih mudah dikalahkan oleh jumlah yang banyak? Yupzs…kita jangan pesimis duluan dengan menjadi bagian yang sedikit. Karena kuantitas tidak selamanya menjadi yang kualitas. Bukankah yang berkualitas itu selalu berada dalam jumlah yang sedikit? Predikat juara hanya bisa diraih oleh orang tertentu saja, bukan dalam jumlah kebanyakan.
Sebagaimana dalam hadist Rasulullah dikatakan, “Mereka adalah orang-orang yang shalih diantara kebanyakan manusia yang buruk. Dimana orang yang menentang mereka lebih banyak dari pada yang mentaatinya.” [al-Haitsami berkata hadist ini dalam al- Kabir mempunyai banyak sanad. Para perawinya shahih].
Dan semoga kita menjadi bagian yang sedikit itu. Yang kelak dihari kiamat memancarkan cahaya bagaikan cahaya matahari.
Sejarah sudah membuktikan betapa banyak jumlah yang sedikit bisa mengalahkan yang besar. Karena di dukung oleh kekuatan iman dan ketakwaan yang membaja sehingga bisa mengalahkan pasukan musuh yang besar yang di dukung oleh persenjataan yang canggih di setiap zamannya. Firman Allah dalam surat Al-Baqoroh 249 juga di jelaskan bahwa : “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.”
Jadi tak usah pesimis dengan jumlah kita yang sedikit. Karena bisa jadi dengan perjuangan yang tak pernah henti, mereka yang kini mengacuhkan gerak langkah kita suatu saat akan mendapatkan hidayah Allah.
Ketiga: Orang yang menjadi gambaran seperti di sebutkan dalam hadist tentang bagian orang Islam yang terasing adalah mereka adalah kaum yang beraneka ragam. Seperti yang di jelaskan dalam hadist Rasululullah, “ Mereka adalah sekelompok manusia yang beraneka ragam, yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar-mimbar dari cahaya bagi mereka dihari kiamat. Orang-orang merasa takut, tapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah) dan mereka tidak bersedih.
Dan gambaran dari penjelasan bagian ketiga dari hadist diatas, yang terasing dari kabilahnya adalah kita yang terus memperjuangkan tegaknya syariat Islam di saat yang lain sibuk memuja system kapitalis demokrasi, sekularisasi dan liberalisme. Kita di asingkan karena ketinggalan zaman, kita di asingkan oleh orang-orang picik karena di anggap radikal, militan padahal kita tak pernah menebar terror dan kebencian. Kita di asingkan karena membela saudara-saudara muslim kita diberbagai belahan dunia karena imprealisme Kafir Laknatullah. Kita diasingkan karena memperjuangkan agar pengelolaan kekayaan negri ini di kelola dengan baik bukan dijarah oleh para Kapitalis. Kita tak hentinya terus menyadarkan umat untuk menjauhi riba, menjauhi Zina,dsb.
Berbahagialah wahai remaja yang terasing, yang tetap teguh memegang akidah Islam kalian, disaat yang lain mencari kegelapan. Karena janji Allah itu pasti, bahwa kita akan di berikan kemenangan dengan Nasrullahnya. Menjadi umat terbaik yang datang pada hari kiamat dengan keadaan bercahaya bagaikan cahaya matahari. Kalianlah umat beraneka ragam itu, yang memilih untuk berbeda dan berani menembus perbedaan. Meski halangan terus merintangi langkah, namun demi syurga yang dijanjikan, kalian berani menghadapi segala hambatan
Keempat: Kalian menjadi orang terasing, namun kalian saling mencintai dengan ruh Allah. Dan ikatan ukhuwah kalian yang paling kuat karena akidah Islam yang senantiasa di genggam dengan kokoh. Tidak diikat oleh ikatan nasab, ikatan kekerabatan, ikatan kemaslahatan maupun duniawi. Seperti yang Rasulullah sabdakan dalam hadistnya: “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan ‘ruh’ Allah, padahal mereka tidak memiliki hubungan Rahim dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama-sama. Demi Allah, wajah mereka adalah cahaya. Mereka ada di atas cahaya. Mereka tidak takut ketika manusia takut. Mereka tidak bersedih ketika manusia bersedih.” Kemudia Rasulullah membacakan firman Allah, “Ingatlah sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak mempunyai rasa takut (oleh selain Allah) dan tidak bersedih”.
Dan kelima: Menjadi terasing, dan memperoleh kedudukan tanpa menjadi syuhada. Remaja betapa beruntungnya kita menjadi yang terasing, tanpa kita gugur di medan jihad tapi kita memiliki keistimewaan layaknya para Syuhada yang gugur di medan jihad. Namun, posisi itu tentu saja tidak kita raih dengan mudah. Tapi karena pikiran, tenaga dan harta kita disumbangkan untuk perjuangn dakwah, menjadi orang terasing ditengah kaum yang rusak, dicela, dihina, dsb.
Namun,kalian tidak pernah mengeluhkan betapa sakitnya saat dikucilkan, betapa sakitnya ketika kita tak dianggap saat mengajak remaja mengkaji Islam, dikucilkan di tengah masyrakat karena kalian betah menjombo saja. Padahal di masyrakat saat ini, para orang tua akan begitu bangga jika anaknya punya pacar bahkan jika anaknya berganti-ganti pacar pun tidak menjadi masalah. Bahkan menjadi suatu kebanggaan, dan akan menjadi masalah jika anak-anak mereka mengikuti jejak seperti kalian. Yang menjadi aktivitas dakwah, yang menutup aurat dengan sempurna, yang mampu menghindari pacaran sebelum waktu pernikahan itu tiba.
Selamat untuk kalian para remaja-remaja sholihat. Kalianlah remaja yang mampu memberi perubahan untuk bangsa ini, kalian ibarat setitik embun di gersangan yang mampu memberi rasa adem pada jiwa-jiwa yang letih. Semoga keistiqomahan selalu mengiringi langkah kalian. Dan Allah mempermudah jalan kalian menuju syurga. Amin, Allahuma ya amin…
Dan semoga kita menjadi bagian yang sedikit itu. Yang kelak dihari kiamat memancarkan cahaya bagaikan cahaya matahari.
Sejarah sudah membuktikan betapa banyak jumlah yang sedikit bisa mengalahkan yang besar. Karena di dukung oleh kekuatan iman dan ketakwaan yang membaja sehingga bisa mengalahkan pasukan musuh yang besar yang di dukung oleh persenjataan yang canggih di setiap zamannya. Firman Allah dalam surat Al-Baqoroh 249 juga di jelaskan bahwa : “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.”
Jadi tak usah pesimis dengan jumlah kita yang sedikit. Karena bisa jadi dengan perjuangan yang tak pernah henti, mereka yang kini mengacuhkan gerak langkah kita suatu saat akan mendapatkan hidayah Allah.
Ketiga: Orang yang menjadi gambaran seperti di sebutkan dalam hadist tentang bagian orang Islam yang terasing adalah mereka adalah kaum yang beraneka ragam. Seperti yang di jelaskan dalam hadist Rasululullah, “ Mereka adalah sekelompok manusia yang beraneka ragam, yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar-mimbar dari cahaya bagi mereka dihari kiamat. Orang-orang merasa takut, tapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah) dan mereka tidak bersedih.
Dan gambaran dari penjelasan bagian ketiga dari hadist diatas, yang terasing dari kabilahnya adalah kita yang terus memperjuangkan tegaknya syariat Islam di saat yang lain sibuk memuja system kapitalis demokrasi, sekularisasi dan liberalisme. Kita di asingkan karena ketinggalan zaman, kita di asingkan oleh orang-orang picik karena di anggap radikal, militan padahal kita tak pernah menebar terror dan kebencian. Kita di asingkan karena membela saudara-saudara muslim kita diberbagai belahan dunia karena imprealisme Kafir Laknatullah. Kita diasingkan karena memperjuangkan agar pengelolaan kekayaan negri ini di kelola dengan baik bukan dijarah oleh para Kapitalis. Kita tak hentinya terus menyadarkan umat untuk menjauhi riba, menjauhi Zina,dsb.
Berbahagialah wahai remaja yang terasing, yang tetap teguh memegang akidah Islam kalian, disaat yang lain mencari kegelapan. Karena janji Allah itu pasti, bahwa kita akan di berikan kemenangan dengan Nasrullahnya. Menjadi umat terbaik yang datang pada hari kiamat dengan keadaan bercahaya bagaikan cahaya matahari. Kalianlah umat beraneka ragam itu, yang memilih untuk berbeda dan berani menembus perbedaan. Meski halangan terus merintangi langkah, namun demi syurga yang dijanjikan, kalian berani menghadapi segala hambatan
Keempat: Kalian menjadi orang terasing, namun kalian saling mencintai dengan ruh Allah. Dan ikatan ukhuwah kalian yang paling kuat karena akidah Islam yang senantiasa di genggam dengan kokoh. Tidak diikat oleh ikatan nasab, ikatan kekerabatan, ikatan kemaslahatan maupun duniawi. Seperti yang Rasulullah sabdakan dalam hadistnya: “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan ‘ruh’ Allah, padahal mereka tidak memiliki hubungan Rahim dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama-sama. Demi Allah, wajah mereka adalah cahaya. Mereka ada di atas cahaya. Mereka tidak takut ketika manusia takut. Mereka tidak bersedih ketika manusia bersedih.” Kemudia Rasulullah membacakan firman Allah, “Ingatlah sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak mempunyai rasa takut (oleh selain Allah) dan tidak bersedih”.
Dan kelima: Menjadi terasing, dan memperoleh kedudukan tanpa menjadi syuhada. Remaja betapa beruntungnya kita menjadi yang terasing, tanpa kita gugur di medan jihad tapi kita memiliki keistimewaan layaknya para Syuhada yang gugur di medan jihad. Namun, posisi itu tentu saja tidak kita raih dengan mudah. Tapi karena pikiran, tenaga dan harta kita disumbangkan untuk perjuangn dakwah, menjadi orang terasing ditengah kaum yang rusak, dicela, dihina, dsb.
Namun,kalian tidak pernah mengeluhkan betapa sakitnya saat dikucilkan, betapa sakitnya ketika kita tak dianggap saat mengajak remaja mengkaji Islam, dikucilkan di tengah masyrakat karena kalian betah menjombo saja. Padahal di masyrakat saat ini, para orang tua akan begitu bangga jika anaknya punya pacar bahkan jika anaknya berganti-ganti pacar pun tidak menjadi masalah. Bahkan menjadi suatu kebanggaan, dan akan menjadi masalah jika anak-anak mereka mengikuti jejak seperti kalian. Yang menjadi aktivitas dakwah, yang menutup aurat dengan sempurna, yang mampu menghindari pacaran sebelum waktu pernikahan itu tiba.
Selamat untuk kalian para remaja-remaja sholihat. Kalianlah remaja yang mampu memberi perubahan untuk bangsa ini, kalian ibarat setitik embun di gersangan yang mampu memberi rasa adem pada jiwa-jiwa yang letih. Semoga keistiqomahan selalu mengiringi langkah kalian. Dan Allah mempermudah jalan kalian menuju syurga. Amin, Allahuma ya amin…
0 Comments:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini