Subscribe Us

LARA MENTARI # Part 4

Penyesalan selalu terlambat hadir melingkupi jiwa yang sepi. Dan kini aku di hantam kehilangan. Karena Mentari yang dulu sinarnya bisa aku lihat kini menghilang pergi.

~Erick Ibrahim~

Aku merasakan kehampaan yang luar biasa  pada jiwaku.  Apalagi mengingat mimpi semalaman yang masih terekam dalam ingatan . Aku melihat Mentari dan Gara jatuh ke dalam jurang, dan aku merasa sangat menyesal tidak bisa menolong mereka, lalu aku terbangun dengan keringat membanjiri tubuhku. Setelah itu aku tidak bisa tidur lagi sampai shubuh. Mencoba merenungi ikatan rumah tangganya yang sudah terputus.


Mentari adalah gadis yang sangat baik saat dikenalkan oleh keluargaku. Dia cantik, ramah dan ke ibuan. Namun sayang aku tidak sedikitpun tertarik pada Mentari. Ibu memaksaku, dia mengatakan hanya Mentari yang cocok untuk mendampingi hidupku. Ibu tidak pernah suka dengan Adelia. Menurut Ibu, Adelia hanya mau uangku saja. Dia adalah parasit yang menjadikan laki-laki kaya sebagai alat untuk memuaskan hasrat hidup mewahnya. Wanita seperti itu tidak pantas untuk jadi istri, ketika suaminya jatuh  dia akan mencari lelaki yang lain. Aku  tidak pernah setuju dengan pendapat Ibu, Adelia baik dalam pandanganku. Matrealistis di zaman realistis adalah wajar bagi perempuan. Selama aku bisa memenuhi gaya hidup mewahnya, toh tidak masalah.

Namun aku laki-laki modern yang harus terjebak tradisi jadul. Kehendak Ibu, tak bisa di tawar. Apalagi dengan  ancamannya yang akan mencoretku dari daftar waris keluarga Ibrahim, itu menjadi ketakutanku, di saat perusahaan yang aku bangun bersama temanku masih merangkak. Terpaksa tunduk pada titah Ibu dengan menikahi Mentari adalah pilihan yang tak bisa di tentang.  Pernikahanku tidak bahagia, begitupun dengan Mentari. Namun Mentari berusaha tampil sempurna tanpa cela menjalani perannya sebagai istri, meski tidak di cintai. Tidak ada yang kurang dari dirinya, hanya aku tidak pernah berusaha memberi kesempatan untuk mencintainya. Dan gilanya, aku menyelingkuhinya. Tanpa sepengetahuannya, aku menjalin hubungan kembali dengan Adel.

Aku tak tahan di teror rasa bersalah dengan menyakitinya. Maka keputusan cerai adalah solusi terbaik. Mentari berhak bahagia, dan aku akan merasa berdosa jika terus menahannya dalam luka yang kuberi. Dan aku juga ingin bahagia dengan pilihan hidupku. Tidak apa-apa di coret dari keluarga Ibrahim, toh aku sudah mempunyai perusahaan sendiri saat ini yang sudah mulai maju.

Setelah putusan cerai di putuskan, aku bahagia sesaat. Ucapan Mentari yang mengatakan akan sujud syukur dan akan mengundang tetangga untuk syukuran penceraiaannya, jujur itu menghantam harga diriku. Sebenci itukah dia padaku. Mengatakan aku ayah yang buruk, benar-benar meluluh lantakan egoku teramat dalam. Aku baru berpikir ada Gara yang aku lukai perasaannya dari penceraian ini. Bagaimana masa depan anak itu, jika tumbuh tanpa ayah. Bukankah dampak Fatherless itu sangat berbahaya akibatnya bagi masa depan anak, seperti yang pernah aku baca di sebuah majalah tanpa sengaja. Tapi semuanya sudah terlambat. Aku hanya berjanji akan memperbaiki sikapku untuk jadi sosok ayah yang baik. Meski ayah dan ibunya tidak bersama.

Namun aku merasa ada hal yang di sembunyikan dari Mentari saat menemuinya seminggu yang lalu. Seperti ada sesuatu firasat bahwa kami tidak akan pernah bertemu lagi. Ya…Tuhan, apakah mimpi itu? Aku harus menemuinya sekarang. Erick langsung bangkit dari duduknya, dan melarikan diri ke kamar mandi.

                                                                        ***

Tubuh Erick langsung lemas ketika mendengar penuturan yang disampaikan oleh Pak Satpam, Bik Sumi dan Pak Dadang jika Mentari pergi berlibur ke Jogja. Erick yakin dengan perasaannya, jika mantan istrinya pergi ke tempat yang tidak bisa di jangkau olehnya. Dia berlari menuju kamar mantan istrinya itu. Tidak di kunci. Dan yang membuat pikirannya makin kacau sertifikat rumah, mobil dan tabungan tidak ada yang di bawanya satupun. Menandakan bahwa dia tidak membutuhkan apapun dari dirinya.



Ada surat yang di tinggalkannya, yang langsung di robek amplopnya oleh Erick.

Assalamu'alaikum.

Salam hormat untukmu Mas…

Aku minta maaf, jika di saat kamu membaca surat ini, aku sudah pergi sejauh mungkin dari jangkauanmu.

Maaf…beribu maaf aku ucapkan padamu, Mas. Maaf jika selama jadi istrimu, aku belum bisa membuat kamu bahagia. Maaf jika kehadiranku di hidupmu, menghadirkan luka di hatimu. Karena tak seharusnya aku ada di antara cinta kalian yang sudah terjalin kuat. Kejarlah cinta kalian, tanpa harus merasa aku akan jadi penghalang. Sekarang kita sudah bebas…lepas…untuk mengejar kebahagiaan masing-masing.

Dan untuk kata-kataku yang kemarin, maaf jika menorehkan luka di hatimu. Kata-kataku mungkin keterlaluan. Tapi percayalah aku tidak melakukannya. Mengundang tetangga untuk mensyukuri penceraian, itu adalah ide gila yang tak mungkin aku lakukan.

Soal Gara, biarlah untuk saat ini aku yang merawatnya, nanti jika aku sudah siap bertemu dan Gara mulai mengerti apa yang terjadi di anatara kita. Akan aku pertemukan kamu dengannya. Jangan pernah merasa bersalah, kamu tetap ayah untuknya.

Mungki hanya itu yang bisa ku ungkapkan. Semoga kita bisa menemukan kebahagian kita masing-masing.

Mentari Azalea

Semangat hidup Erick mendadak runtuh. Dan tanpa sadar ia terisak dalam diam. Jadi ini alasan dari kehampaan hatinya dan firasat mimpinya. Kemana mereka pergi? Tanpa uang yang harusnya menjadi bekal kepergiannya. Tak ada satupun harta yang di bawanya dari rumah ini. Bahkan ketika ia cek kotak perhiasan, tak ada satupun perhiasan yang di bawa dari hadiah pernikahannya. Mentari dan Adelia adalah dua pribadi  yang sangat jauh berbeda yang baru di sadari saat ini. Ibu bilang aku menukar berlian dengan arang.[]





3 Comments:

  1. Ceritangya sungguh menarik,,, ditunggu ya ka cerita selanjutnya

    BalasHapus
  2. Ceritangya sungguh menarik,,, ditunggu ya ka cerita selanjutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah kalau gk ada halangan update tiap hari.

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini