"Kalian mau kemana?" tanya Bang Ramdhan yang baru pulang dari Car Free Day sekalian lari. Keringat nampak membasahi wajahnya, tapi tetap aja cakep mirip Patrick Schwarzenegger cuma sayangnya dia terlalu cuek. Jangankan mikirin rumah tangga pacaran aja belum pernah.
" Kita mau beliin tuan putri beliin baju muslimah, Bang?" jawab Arsel.
"Maksudnya?"
"Kita-kita ini pendukung perubahan kebaikan, Bang. Jadi kalau Kak Malika pingin menjadi gadis muslimah yang anggun, ya kita dukunglah." lagi-lagi Arsel yang menjawab. Sedang Azrel sibuk dengan gadgetnya.
"Beneran kamu dek, mau berjilbab?" Bang Ramdhan menatap adiknya sangsi.
Malika mengangguk.
"Kok abang ragu."
"Ragu itu datangnya dari syetan bang, lagian kalau ada niat baik dari seseorang itu di dukung. Bukan jadi bagian dari syetan berwujud manusia." komentar Azrel dalem.
"Aku setuju bro, lo emang keren sih kalau ngomong. Udah macam kayak ustadz-ustadz gitu." puji Arsel sambil menepuk kembarannya. "Lagian ya, Bang Ramdhan ini nggak usah kepoin kita-kita, mending sibuk cari jodoh yang shaliha. Biar tahun ini kita pada punga baby emes. Ingat umur lo, Bang." tambahnya.
"Kalian ini, abang kan pingin tahu."
"Biasanya juga nggak," jawab Azrel kalem.
Bang Ramdhan mendengus kesal. Suka bener banget duo kembar ini kalau ngomong.
"Yuk ah kita pergi, kira-kira kakak mau pakai merk apa baju muslimnya. Ini aku punya refrensinya ada Alila, Qiyada, pelangi hijab, Ranti, dan masih banyak lagi merk lainnya." ujar Azrel sambil melihatkan layar hapenya.
"Ya Allah dek, kok kamu berguna banget di saat-saat kayak gini. Kakak nggak nyesel nambah lagi twins seperti kalian kalau pada baik gini. Jadi berasa kayak princess beneran." Malika langsung mengacak-acak rambut Azrel sayang.
"Ckk…jangan di acak-acak dong rambutku." protes Azrel. Sedang Arsel mendengus sebal. 'Giliran ada maunya.' cowok itu menggerak-gerakan bibirnya.
Keliling boutiqe yang ada di Jakarta lumayan cukup melelahkan. Dan akhirnya Azrel menyarankan untuk mampir ke Boutiqe Ranti. Karena duo kembar ini yang janji bakal bayarin Malika manut aja. Dapat baju gratis dan memiki kualitas brand terkenal, kan lumayan tanpa merogoh koceknya. Meski harus patuh pada aturan mereka kalau baju ini nggak cocok, dan harus cocok menurut seleranya. Kalau dalam keadaan nggak geratis pingin saja Malika getok kepala mereka yang sudah bikin ribet hidupnya. Tapi gamis merk Ranti memang bagus-bagus dengan harga di atas satu juta ke atas. Kapan lagi bisa nguras kantong dua kembar rusuh ini kalau bukan sekarang.
Mendapat lima gamis baju baru, itu menyenangkan. Wajah Malika cerah ceria, mulai sekarang dia harus baik-baikin dua sepupunya ini, biar dimasa depan bisa sering-sering dapat gratisan kayak gini terus.
"Gimana Ka, seneng dapat gratisan?"
"Seneng banget. Malah kalau sering-sering kakak jadi sayang banget sama kalian berdua, Dek" ujar Malika dengan wajah berbinar seperti anak yang baru dikasih permen.
"Itu maunya Kakak, tapi do'ain aja kita berdua ini sering dapat proyek dari ayah."
"Pasti,dek."
"Sekarang kita kemana nih?" tanya Azrel.
"Pulang ajalah." usul Malika. Dan merekapun setuju.
Setelah nyampe rumah Malika kembali dapat paksaan untuk segera nyobain baju pilihan dua kembar itu. Malika berusaha menolak karena sangat lelah. Merebahkan tubuh di kasur sepertinya lebih enak. Tapi dua kembar itu tetap memaksa, dengan ancaman baju akan di jual lagi jika menolak keinginan mereka.
"Kalian benar-benar menyebalkan." Malika langsung menghempaskan kantong belanjaan dengan kesal.
"Hargailah pengorbanan kita,kak. Mau ngeluarin uang sama berlelah. Mana ada orang lain punya saudara seperti kita."
"Iya…iya…puas kalian." Malika bersungut-sungut. Dan segera pergi ke kamarnya mencoba pakaian satu persatu lalu keluar menampilkannya di depan mereka seperti akan melakukan Fashion Show. Dan dua rusuh itu jadi jurinya.
"Gimana menurut kalian?"
" Sudah cantik sih. Cuma attitude kakak perlu di perlembut. Nggak baik muslimah gahar, mulut tajam dan bentak-bentak anak sholeh ini."
"Siap pak Ustadz. Setelah ini, jangan ganggu kakak dulu ya, pingin tidur. Terimakasih atas kebaikan adek akak yang baik ini. Semoga rezekinya berlimpah." ujar Malika dan langsung masuk kamar mengunci pintu.
Ada banyak progress yang harus di arrange setelah hijrah nanti. Termasuk target menikah juga harus dipikirkan. Malika berharap pangeran semberaninya cepat datang meminangnya, agar bisa menggenapkan separuh Dien-Nya. Memiliki imam yang bisa membingbingnya pada jalan kebaikan. Agar bisa bersama meraih Jannah-Nya.
Tampilkan sosok Ramdhan
BalasHapusBiar tambah ramai...
Mungkin jodohnya teman Malika dalam hijrah
Insya Allah nanti di tampilkan di pertengahan.
BalasHapus