
Aku menunggu Nyonya Hutama berbicara lebih dahulu di kafe yang ada di sebrang rumah sakit. Setelah aku memeriksa putra kesayangannya, dia memintaku untuk berbicara empat mata. Ku tunggu dia dengan sabar. Aku tidak ingin memulai pembicaraan jika bukan dia yang memulai. Kecuali jika itu bersangkutan dengan pekerjaanku.
"Sudah lama kita tidak bertemu. Sepuluh tahun ya, bagaimana kabarmu?" ujarnya datar. Raut mukanya tetap tidak menunjukan keramahan.
"Baik…"...