Subscribe Us

NOVEL : MENJEMPUT CAHAYA (Bagian 1)

NOVEL
MENJEMPUT CAHAYA
BAGIAN SATU
Broken heart...
Mellow and cengeng banget kesannya,tapi itulah yang dirasakan Cika saat ini. Dunia seperti tak bersahabat,hari-hari yang berwarna berubah menjadi gelap dan sesak. Dimana ketegaran dan keceriaan yang pernah dimiliki,wajah itu kini mendung berkabut.
Angin gunung menemani kesendiriannya. Dia berlari ke gunung berharap semua bebannya menguap,bersama dengan luka di hatinya. Di Jakarta pasti orang-orang pada sedang mencarinya,tapi gadis itu berusaha untuk tidak peduli.
Namanya Cika Rahardian,sosok gadis cantik nan tomboy itu kini sedang terluka parah . Patah hati,mungkin itu penyakit yang di deritanya kini. Seumur hidup baru kali ini dia merasakan artinya jatuh cinta,dan gilanya dia jatuh cinta pada sahabatnya sendiri, Raditya namanya,laki-laki yang kini sedang melangsungkan pernikahannya di sebuah hotel berbintang Jakarta.
Sudah lama Cika menyimpan perasaannya pada Radit,baginya Radit itu sangat equal tapi ternyata Radit lebih memilih Andina perempuan cantik nan anggun sesuai kriterianya.
Hm...sakit rasanya kalau ingat percakapan Radit dengan mamanya,saat itu dua bulan dia baru balik dari Cambrigde inggris selesi melanjutkan S1 nya disana. Seperti biasa dia suka berkunjung kerumah ortunya Radit yang sudah dianggapnya seperti keluarganya sendiri.
“Kamu yakin sayang ,bakal milih Andin sebagai pendamping hidupmu?” tanya Tante Wina pada Radit.
“Lho,kok mama belum yakin juga sih, kalau radit ini benar-benar serius sama Andin dan bentar lagiu mau nikah.”
“Hm...bukan gitu sayang,tapi dengan keputusanmu memilih Andin bakal ada sisi lain yang terluka.”
“Maksud Mama?”
“Cika ,sayang. Dari gerak-geriknya,dari sinar matanya mama menangkap ada sebuah sinyal kalau dia ada ketertarikan sama kamu.”
“Haha...Cika,Ma? Imposible,dia kan sahabatku, jadi nggak mungkin bisa falling love .Lagian kan Cika tahu hubunganku dengan Andin sudah kearah yang serius.”
“Iya Mama tahu,bertahun-tahu n kalian bersahabat,tapi tetap dia juga seorang gadis yang punya ketertarikan pada lawan jenis, dan Mama yakin dia jatuh cinta sama kamu.” Tegas Tante Wina meyakinkan putra semata wayangnya.
Hm...Radit namapak mikir berusaha mengulang kejadian saat-saat bersama Cika,sepertinya dia merasa nggak ada yang ganjil, kalau Cika perhatian wajar karena mereka sudah lama bersahabat atau dia tidak begitu pandai membaca perasaan seseoraang. Entahlah? Radit merasa nyaman bersahabat dengan Cika,Cika ya ng smart,sportif,care serta punya jiwa sosial yang tinggi. Mereka punya hoby yang sama,naik gunung,taekwondo,musik,nonton film bareng jadi punya banyak waktu menghabiskan waktu bersama-sama. Tapi kalau sampai jatuh cinta rasa-rasanya?
“Tapi kan Ma,aku dan Cika itu lebih cocok jadi sahabat,kalau untuk menjadikannnya sebagai queen di rumah tangga rasanya impossible.” Radit geleng-geleng kepala.
“Imposiblenya?”
Radit menarik nafas,bingung harus menjelaskannya darimana?
“Untuk menjadikan Cika queen rasanya kurang cocok buat Radit,tapi kalau untuk menjadi sahabat Cika memang sangat menyenangkan. Untuk jadi pendamping hidup Radit butuh perempuan yang lembut,keibuan,pintar masak juga dandan bikin suami dan anak-anak betah tinggal di rumah. Aku sepulang kerja pasti capek dan butuh di sambut dengan senyuman yang hangat,butuh di support dan di motivasi, dan Andin bisa menjadi sosok ya ng sangat aku harapkan.”
“Cikapun bisa ,jika mau belajar.” Jelas Tante Wina.
Radit menggararuk-garuk kepalanya,confuse....
“Iya sih,tapi membutuhkan waktu. Mama tahu Cika itu smart,kadang aku aja kalah kalau debat sama dia,dalam prestasi dia suka lebih unggul dariku. Kalau dalam rumah tangga istri lebih pintar dari suami ini bisa jadi nggak sehat,dikit-dikit ribut Cuma masalah sepele. Aku butuh istri yang patuh pada suami,bukan semata-mata aku mau memperlakukan seenaknya tapi tahulah bagaimana cara berbakti pada seorang suami.
Cika juga nggak bisa masak dan rapih-rapih rumah,kebayangkan Ma, kalau aku punya istri yang nggak bisa urusan rumah tangga bisa-bisa emosiku tersulut melihat rumah yang berantakan,makan harus beli tiap hari. Aku tetap butuh figur istri yang punya sisi kewanitaan, bisa menghidakangkan masakan yang lezat untuk suami dan juga menata rumah dengan rapi. Dari pada memasak Cika lebih milih balapan di sentul atau lebih memilih bantu-bantu pamannya di bengkel mobil padahal secara ortunya lebih dari berkecukupan tapi dia masih betah nyari duit dengan nyervise mobil orang.
Dia juga sebagai seorang gadis tak pernah kelihatan dandan,cantik sih iya,semua orang mengakuinya tapi Cika nggak pernah peduli soal penampilan atau perawatan wajah. Ketimbang menghambur-hamburkan uang di salon dia lebih memilih menghabiskannya dengan mentraktir anak jalanan. Bagus sih,tapi tetap aku butuh istri yang pintar dandan untuk suaminya.” Jelas Radit panjang lebar.
“Jadi kalau Cika lembut,pintar masak,bisa ngurus rumah dan pintar dandan,kamu mau jadikan dia istri.”
“Ah,mama ini kalau bikin perbandingan rasanya terlalu sulit. Cika sangat menyenangkan untuk jadi sahabat nggak lebih,tapi kalau jadi istri mungkin akan lebih banyak ribut dan akan lebih banyak menyulut emosiku sedang tujuannya pernikahan itu untuk tenangkan,Ma?”
Mama menepuk bahu putranya.
bersahabat sampai kapanpun,bagaimanapun juga persabatan itu penting. Tak ada kan yang namanya bekas atau mantan sahabat? Cika ada sebelum Andin.”
“Thanks Ma,aku dan Cika akan fine-fine aja,dan Andin bisa welcome and friendly menerima sahabat-sahabatku.”
“Kalau begitu jadinya,Mama nggak worry melepas kalian. Cika bagi Mama sudah merasa ke anak sendiri.” Ujar tante Wina merasa tenang.
Cika yang menguping semua pembicaraan itu menerlan ludah pahit,ada rasa sakit merujit dadanya,jadi sejauh inikah pernikahan Radit terhadapnya yang menganggapnya tidak lebih sebagai gadis tomboy yang tidak bisa apa-apa,apalagi untuk menjadi seorang istri yang baik. Hm...dengan perlahan Cika meninggalkan tempat itu tanpa ada seorangpun yang tahu bshwa dirinya menguping semua pembicaraan ibu dan anak itu. Didalam Mobil Land Rovernya diam-diam Cika menangis.
“Jadi selama ini anggapan orang terhadapku begitu,bahwa aku tidak memiliki sisi kewanitaan,” jeritnya kesal.
Braaah... dia menendang batu yang ada di sisinya,dan batu sebesar batu bata itu menggelinding masuk kejurang.
“Radit brengsek,ternyata kamu bukan sahabat yang baik!” teriaknya geram dan penuh amarah. “Apakah memang aku tidak pantas untuk di cintai...!! Arghh...!!” setelah menumpahkan semua kekesalannya dia tergugui dalam tangis,menangisi hidupnya yang malang,menyalahkan dirinya yang bisa mencintai sahabatnya sendiri.
Sepi dan dinginnya angin gunung di senja hari memberikan aroma mistis,tapi gadis itu tak pernah mau peduli toih dia sudah terbiasa berada dalam suasana sunyi seperti ini,menyendiri melakuikan sebuah pendalkian.
“Menangislah untuk mengusir galau...meski hanya untuk sesaat...dan erharap kegelpan sirna...dan esok mentari datang menyambutmu...” tiba-tiba sebuah suara bernada puistis membahana membuyarkan kesedihannya. Untuk sesaat gadis itu terpaku,pikirannya memikirkan yang tidak-tidak. Di senjaini ada suara yang membacakan puisi tentang kesedihannya,hiyy...dia jadi merinding. Nggak mungkinkan seorang sastrawan nyasar ke gunung.
Back...dia berusaha untuk rasional dan mulai waspada. Suara itu berasal dari belakangnya, cikapun memutar kepalanya ke arah matahari terbenam dan disana tampak sosok tinggi menjulang berparas rupawan.
Oppss...Cika supraise,mungkin nggak sih dia seorang Pangeran yang dikirimkan Tuhan untuk menemani kesedihannya? Dan sang Pangeran itu perlahan berjalan mendekatinya,lalu duduk disampingnya.
“Sangat berbahaya untyuk seorang gadis berada disini sendirian.” Pangeran itu membuka percakapan.
“kalau kamu memang mau bernia t jahat kepadaku,aku sa ma sekali nggak takut.” Jawab Cika galak dan penuh ke waspaaan.
“aku Cuma mengingatkan Lady,sama sekali nggak punya niat untuk menjahatimu. Aku orang baik-baik yang punya hoby sama seperti kamu,mount climbing. Meski mungkin tujuan kita kesini berbeda.” Jawab pangeran itu pelan,dia sama sekali merasa nggak tersinggung.
“Where his different?”
“Kamu lari ke Mount ini ingin melarikan masalahmukan? Dan aklu kesini untuk hoby but ketahuilah nona meski kamu mati-matian untuk melupakan masalahmu dengan naik gunung,masalahmu tidak akan pernah selesai kalau kamu tidak menyelesaiksnnya.”
“Sok tahu...!!”
“But impact,aku pernah mengalami saat-saat transisi dalam kehidupan,Cuma dengan berfikir dan berjiwa besarlah aku bisa menghadapi semuanya.”
“Kamu datang kesini nggak punya tujuan untuk jadi penasehat aku kan?” tanya Cika sebal. So dia nggak suka dengan orang yang baru di kenalnya.
“Stay cool lady,kenalkan namaku Albyan...” cowok itu mengulurkan tangannya mengajak Cika bersalaman tapi Cika membiarkannya.
“Cika...” jawab Cika singkat.
“Hm...nama yang sangat lucu,” komentar Albyan.
Lucu...! mata Cika membola,enak aja!
Cowok itu malah tersenyum hangat.
“Namamu malah mengingatkanku pada kunang-kunang.”
“What? Enak aja nyamain gue dengan kunang-kunang!”
“Jangan tersinggung Nona,kunang-kunang itu bahasa sundanya Cika-cika,jadi nggak salah dong kalau namamu mengingatkanmu pada sosok kunang-kunang.”
Cika mengangkat bahu. “Of to you deh!”
“kamu baru di putusin pacar bukan? atau cowokmu lebih memilih wanita lain ketimbang kamu yang lebih mirif Body Guard. Cantik sih iya,tapi kalau style preman kaya gini tetap aja kelihatannya Body guardnya.”
Uhukkk...gila nyamain gue dengan Body Guard,SADIS! But it’s reallly...kenapa sih semua orang menilai gue gitu,Cika ngamuk-ngamuk tapi cukup dalam hati. Dia belum berniat untuk perang.
“Coba penampilan kamu sedikit-sedikit di make over, tampilkan sisi kepeminimannya. Kamu masih merasa perempuankan,bukan lesbi?”
Ih,dodol banget sih tuh orang,gini-gini juga gue masih normal,nggak suka sama sesama jenis. Pingin rasanya Cika nimpukin orang itu bersama orang sekampung,habis mulutnya sinis gitu. Belum tahu siapa Cika kalau sudah ngamuk,Macan abizzz....
Tapi Cika hari ini lagi males marah-marah,lagi males berdebat dari pada ngeladenin orang yang masih asing dia memilih bangkit sambil menggendong Carriernya menjauh dari tempat Albyan berada. Datang ke Gunung ini dia ingin menenangkan diri berharap hatinya sembuh meski hanya untuk sesaat. Masa bodo Radit mau marah karena tidak datang ke pesta pernikahannnya. Semoga saja mereka berbahagia meski tanpa kehadirannya.
***
Sebuah rumah mewah bergaya Victoria.
Seluruh penghuni Victoria palace itu gempar akibat kepergian Cika yang tanpa pamit,semua orang menyiratkan wajah worry and gloomy,baru kali ini mereka benar-benar merasa kehilangan sang putri. Biasanya di rumah tak pernah ada yang peduli kemanapun Cika pergi meski tak dibarengi sang pengawal,Cika sangat pemberani sosoknya sama persis dengan Mulan di film Huwa Mulan yang sepak terjangnya keren abiz dalam membela negara dan kisah cintanya yang tidak kesampaian sama persis dengan Cika saat ini,karena sosok yang sangat di cintainya lebih mermilih perempuan lain.
Ibu Cika yang dari tadi gelisah berjalan mondar-mandir.
“Gimana Ma,kita pergi sekarang?” Tanya Ardho atau lebih lengkapnya Richardho Rahardian kakak Cika.
Sang Ibu menarik nafas berat.
“Nggak tahu,kita harus jawab apa nanti,datang kesana tanpa Cika,pasti Tante Ari dan Radit bertanya-tanya.
“Tapi nggak mungkinkan kita nggak datang,seluruh alat komunikasi Cika di matikan. Jadi kita nggak bisa mengecek dia lagi dimana,” Ardo merasa bingung,dia nggak tahu kemana harus mencari adiknya.
Ah,baru kali ini dia merasa kehilangan adiknya,biasanya kalau ada Cika di rumah, mereka nggak pernah bisa akur. Ardo lebih sering mengkritik perform adiknya yang maskulin sedang Cika lebih banyak mendebat dirinya yang nggak bisa dewasa dan masih tergantung pada nyokap.
Ardo baru tahu kali ini kalau sang adik ternyata jatuh cinta pada sahabatnya sendiri,dan menyedihkannya dia harus broken heart. Kasihan banget,pasti ini sangat melukai hati Cika yang nggak gampang jatuh cinta.
“Coba kamu chek di Fbnya Do,dia pasti menulis sesuatu di statusnya,” titah sang ibu tiba-tiba punya ide seperti itu.
“Oh iya,ya.” Ardo seperti di ingatkan,dia segera membuka Black Berry-nya ada pesan masuk ke Fb Ardo dari cika
From : Chika
To: You

Jangan pernah cari aku,karena aku bakal baik-baik aja. Aku hanya ingin menenangkan diri,entah sampai kapan? Aku akan pulang bila sudah menginginkannya.
Ada sedikit lega dihati Ardo,kalau adiknya nggak nekad bunuh diri misalnya,padahal dari tadi dia sangat khawatir kalau adiknya bakal melakukan hal-hal yang sangat anarkis seperti merusak dirinya. Tapi masa iya sih,gadis se smart Cika melakukan hal-hal yang bodoh seperti ini meski bisa juga kalau dia emang depresi banget.
“Cika ingin menenangkan diri Ma,nggak bisa di ganggu,so kita berangkat sekarang. Kalau Radit dan Tante Ari nanyain biar Ardo yang jawab dan Mama tahu beres aja,ok ma.”
Mama mengangguk tak bersemangat,mengkhawatirkan putri satu-satunya itu. Selama ini dia jarang memperhatikan Cika karena sangat sibuk jadi wajar kalau Cika nggak bisa di atur.
***

0 Comments:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini