“Pokoknya kalau anak kita nanti laki-laki, Abi yang berperan
kasih nama dan harus ada nama Abi Dzar Al- Ghifarinya.” Kata suami ku di sela
kami sedang berdua. Dan di setiap perbincangan yang membahas tentang anak dia
kukuh kalau punya anak laki-laki harus ada nama salah seorang sahabat
Rasulullah yang paling Zuhud itu, karena dia begitu sangat mengidolakan sosok
Abi Dzar Al-Ghifari dan ingin mendidik anak-anaknya nanti degnan sifat zuhud
seperti beliau.
“Hm…iya deh,gimana abi aja,” ujarku. “Yang terpenting anak-anak
kita semua nanti mendapatkan pendidikan islam yang terbaik. Jika kita ingin
memiliki generasi islam yang terbaik yang bisa memperjuangkan tegaknya
Dinullah.
Seislami apapun nama anak-anak nanti, suamiku jika tidak
mendapatkan pendidikan islam yang baik dari kita sebagai orang tuanya, nama
yang menjadi harapan do’a itu apakah akan terwujud? Tentu tidak kan. Maka mulai
dari saat ini,saat dari mulai ijab kabul itu terucap ,kita tentu sangat
menginginkan generasi yang terlahir nanti adalah generasi yang berkualitas
untuk islam. Dan kita lebih memaksimalkan diri untuk menjadi yang terbaik di
hadapan Nya. Baik dari segi ahlak maupun intelektual. Yuk kita sama-sama
menggapai Nya.
Memaksimalkan diri dengan lebih banyak lagi mendekatkan diri
pada Allah dan lebih banyak lagi belajar membaca ayat-ayat semesta. Aku ingin
menjadi madrasah utama untuk anak-anaku nanti
melahirkan bibit-bibit yang unggul dan tentu aku butuh dukunganmu tanpa
saling bahu-bahu kita tidak akan bisa menggapainya. Tentunya engkau nanti bisa
menjadi ayah terbaik untuk anak-anak kita hingga mereka merasa nyaman dalam
naunganmu.
Generasi yang berkualitas hanya terlahir dari keluarga yang
berkualitas juga, dan semoga kita bisa menjadi orang tua yang berkualitas. Amin .
0 Comments:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini