Subscribe Us

MUNGKIN ENGKAU TERLALU ABAI


Ketika ada sebuah kata DARURAT serta merta semua orang memicingkan mata lebar-lebar dengan apa yang terjadi di negri ini. Indonesia darurat Narkoba, darurat kekerasan seksual, darurat kejahatan, darurat sex bebas, darurat korupsi, darurat kemiskinan, lebih intinya lebih pada darurat kerusakan moral baik dari level pemimpin, masyrakat bahkan skala lebih kecil adalah kerusakan moral keluarga , hingga tak mampu melahirkan generasi-generasi yng berkualitas.
Ah…sudah begitu parahkah kerusakan negri ini? Mungkin teramat parah, jika di ibaratkan sel kanker yang di derita penghuni negri ini baik pemimpinnya, maupun masyrakatnya mereka bisa di katakan sudah mengalami tataran penyakit yang sangat kronis, sangat sulit untuk di sembuhkan. Bahkan saking pesimis akan kesembuhannya mereka biarkan penyakit itu terus menggerogoti tubuhnya sampai tahap yang mematikan. Apakah sama sekali tidak ada usaha untuk ingin sembuh, atau ingin keluar dari kerusakan itu, sangat sulit untuk di prediksi, karena kenyataan yang terjadi mereka betah dalam zona nyaman. Seakan kerusakan itu hanya milik orang lain, sama sekali tidak aka menimpa dirinya. Berita-berita yang terjadi di televisi setiap kali menyuguhkan kejahatan-kejahatan yang sangat mengerikan hanya di anggap hiburan semata, menghiasi layar kaca beberapa hari , jadi buah bibir untuk sementara sebagai pemanis obrolan sudah itu di lupakan seiring berjalannya waktu, dan terus akan begitu meski kejadiannya berulang-ulang terjadi. Sungguh miris negri ini, seorang pembuat hukumpun menganggap seolah  berita itu biasa dan wajar tak mampu member i huku man yang luar biasa sebagai pemb eri efek jera karena tersandung HAM .
Sungguh aku sangat merindukan ketika Hukum islam di terapkan dalam bingkai Negara, hingga hak-hak setiap jiwa terjaga kehormatannya. Mengingat sepenggal kisah, dizaman ke kholifahan Mu’thasim Billah ada seorang wanita yang konon sedang berbelanja di pasar yang meminta pertolongan karena di ganggu dan di lecehkan oleh orang romawi, kainnya di kaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, tirsingkaplah sebagian dari auratnya. Wanita tersebut berteriak memanggil nama sang kholifah dengan lafadz yang legendaris yang terus terngiang dalam telinga seorang muslim: waa Mu’thasimah!” ( dimana engkau wahai Muthasim…Tolonglah aku!)
Lantas apa yang di lakukan kholifah Mu’thasim billah saat medengar berita pelecehan itu, ia menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki) panjangnya barisan pasukan tidak putus dari gerbang Isthana Bhagdad hi ngga kota Ammuriah (Turki), beta pa besarnya pasukan yang dikerahkan kholifah demi menjaga kehormatan seorang perempuan. Dalam se buah catatan sejarah di katakan kota Ammuriah di kepung selama lima bulan dari April 833 masehi-13 Agustus 833M. Sebanyak 30.000 prajurit terbunuh dan 30.000 lainnya di tawan dan akhirnya kota Ammuriah takluk di bawah kekuassan kholifah Mu’thasim billah. Itu hanya sepenggal cerita betapa mulianya islam melindungi kehormatan seorang wanita.
Lalu bagaimana dengan yang terjadi saat ini? Ketika umat islam jumlahnya begitu besar namun tak mampu menjaga kehormatan wanita sedikitpun. Maraknya kejahatan seksual menunjukan betapa biadabnya sebagian mahluk yang berama laki-laki, seakan-akan mereka tidak dilahirkan dari rahim perempuan, tapi merasa lahir dari pecahan batu. Mereka mungkin tidak pern ah merasakan sentuhan kasih saya ng ibu, otaknya tidak pernah berfikir bagaimana hal itu terjadi jika menimpa keluarganya, ibunya, adiknya perempuannya, atau mungkin mereka- mereka hatinya sudah terasuki iblis.
Ibu…Ayah…tentu engkau akan merasakan luka yang teramat sangat jika salah satu anak laki-lakimu adalah salah satu pelakunya.
Ibu…Ayah…tentu engkau akan menjerit histeris jika anak perempuanmu adalah salah satu korbannya.
Ibu…Ayah…betapa terpukulnya engkau saat anak laki-lakimu telah menghamili anak seseorang, anakmu juga adalah bagian dari pengedar narkoba, bahkan kemarin sedang pesta miras, dan kemarinnya lagi di grebek sedang pesta sex.
Ibu…Ayah… betapa berita ini seperti petir di siang bolong ketika engkau di beritahu anak perempuanmu hamil, atau tertangkap razia karena nyambi sebagai ayam kampus, lebih parahnya lagi di kabarkan blooding hebat karena berusaha menggugurkan kandungannya.
Ini hanya sekelumit berita yang selalu di suguhkan setiap hari di Tv dan media social, orang lantas akan bertanya, itu anak siapa? Kok begitu, jahat, sadis , memalukan…dan serentetan kata yang kadang memuakan. Engkau pasti tidak terima jika anakmu begitu. Malu dan sakit , itu ganjaran yang harus kau terima kini . Anak yang engkau besarkan dengan kasih sayang,  menampar aib ke mukamu. Ibu…Ayah…engkau mungkin tidak malu karena saking abainya dirimu pada anak-anakmu.
Ibu…ayah..jangan biarkan omongan sinis itu terus meluncur… si putra dan si putri wajar begini dan begitu, ibunya pada sibuk kerja, dia cuma didik si bibi, didik sinetron tv yang melengserkan moral. Ketika anakmu jadi begini dan begitu, jangan membiarkan orang menyalahkanmu dan menganggap anak-anakmu begitu adalah sebuah kewajaran. Itu adalah kejahatan yang tak bisa di benarkan oleh akal sehat. Kejahatan tidak bisa di bela dengan pembenran. Ayah… Ibu… Peran engkau di mana saat mereka salah langkah. Lingkungan bisa jadi sudah rusak sehingga tak aman untuk membiarkan anak-anakmu melangkah dengan bebas. Kau titipkan pada sekolah, tapi sekolahpun harus begitu pandai memilah agar anak-anak terjaga akidahnya.
Pernah engkau sedikit merenung, mungkin dia begitu karena aku tidak mendidiknya dengan baik, tidak ada pembekalan agama sama sekali, hingga saat dia melangkah sangat mudah terbawa arus yang merusak. Dan mungkin engkau sama sekali tak memiliki ruang sedikit saja untuk mengajak mereka berbicara dengan bahasa cinta dan kasih sayang. Karena aku yakin, senakalnya mereka jika engkau sentuh dengan cinta dan pendidikan agama mereka nggak akan sesakit sekarang.
Ayah…ibu…jangan terus biarkan anakmu sakit di perbudak nafsu  yang terus merusak pikiran dan hati mereka, hingga mereka menjadi generasi yang tidak memiliki arah tujuan hidup yang benar, selain mengadopsi peradaban sampah yang merusak kehidupan. Peluk…cium mereka dengan sentuhan islam, karena hanya islam yang bisa mengatasi berbagai problematika kehidupan. Agar kelak dia menjadi anak yang membanggakan untuk mu dan sekitarnya.

0 Comments:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini