Wahai para Ibu wanita-wanita kebanggaanku...
wahai para Ayah lelaki yang pantas jadi pemimpin kaum wanita...
Tengoklah barang sebentar anak-anak kecilmu
Jangan terus di buai oleh kesibukanmu
Tegakah kau melihat anak-anak kecilmu setiap hari berteman Televisi dengan disuguhi film-film yang tidak mendidik yang sangat jauh dari moral islam
Apakah kau tidak khawatir mereka akan meniru budaya hedononis yang di sodorkan musuh-musuh kita untuk meracuni generasi
Tidakah kau bersedih saat anak-anakmu mengenal Spiderman, Power Rangers ,Naruto dan Film-film semacamnya
Dan alangkah mirisnya ketika mereka ditanya siapa Abu Bakar, Umar, Usman, Ali,Khalid bin Walid, Shalehudin Al Ayubi atau Iskandar Agung hanya sedikit dari mereka yang tahu
Ibu...Ayah coba renungkan dalam jedamu
Mereka anak-anakmu adalah harapan kita nanti
Jika tak diberi pembekalan yang baik tentang ahlak islam akan jadi seperti apa ahlak mereka di besar kelak?
Coba lihat anak-anak gadismu yang sudah mulai beranjak remaja, jangan terus terlarut dalam kariermu
Banggakah engkau melihat anak-anak gadismu yang cantik mempertontonkan auratnya seperti barang murah yang bisa di pegang oleh sembarang orang
Bahagiakah engkau ketika mereka hanya tahu food,fashion dan freedom
Menjadikan barat sebagai kiblat yang pantas untuk di tiru
Britney Spears,Mariah Carey, Jenifer Lopez jadi sosok idola
Sedang Khadijah, Aisyah, Fatimah sosok wanita yang pantas jadi teladan terlupakan
Bahkan engkau sendiri ikut berperan mendukung anak-anakmu ikut ajang-ajang murahan
Berlengak-lengok di Cat Walk dengan baju mini mengumbar syahwat
Atau dalam ajang tarik suara dan engkau bangga mengantar anakmu menjadi Bintang Semu
Ah...betapa bangganya aku pada wanita Palestina yang berhasil mengantar anak-anak gadisnya jadi mujahidah seperti Wafa Idris, Daren As-syfa, Hanida At- taisir dan muslimah-muslimah lainnya yang mengantarkan dirinya menjadi pejuang.
Ayah ...Ibu coba kau lihat juga anak laki-lakimu yang beranjak dewasa mereka banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tak berguna
Tawuran, nongkrong di pinggir jalan sambil menggoda gadis-gadis yang lewat atau semacamnya
Saat Adzan bergema tak sedikitpun mereka beranjak memenuhi seruannya
Panggilan Tuhan sudah tak menyentuh hatinya
Apakah ini bukan pertanda sebuah bencana yang menimpa generasi kita
Ayah...Ibu...masa-masa mereka adalah masa yang sangat berpotensi jika kau bina mereka dengan ajaran-ajaran Tauhid
Tak banggakah kau jika anakmu nanti bisa jadi pejuang islam seperti Yahya Ayash yang membuat yahudi ketakutan
Dan diapun gugur sebagai Syuhada di usia yang relatif muda membela Palestin
Ayah... Ibu coba renungkan dalam jedamu
Jangan terus mengejar mimpi semu dan anak-anakmu hanya di jadikan hiasan hidupmu
Meluangkan waktu untuk mereka dengan pembekalan iman bukan sebuah kerugian tapi investasi masa depan yang akan berbuah Syurga
Mendekati mereka dengan kehangatan dan kasih sayang bukanlah sebuah kesalahan tapi suatu keindahan untuk mereka
Ayah...Ibu...jangan biarkan musuh-musuh kita bangga berhasil merusak tatanan rumah tangga islami dan membiarkanmu terus mengejar mimpi
Sedang anak-anakmu di rumah, di lingkungan sekolah, di lingkungan kuliah dan sekitarnya hancur di gerus modernisasi
Maafkan aku Ibu...maafkan aku Ayah jika aku terlalu ikut campur urusanmu
Sama sekali tak ada maksud untuk menggurui, karena engkau yang lebih tahu yang terbaik masa depan mereka
Tapi sebelum semua terlambat tidak ada salah kita saling berwasiat dalam kebenaran dengan membenahi generasi kita
Karena aku takut Ayah... Ibu ...saat musuh-musuh kita bekerja siang dan malam Cuma berpikir bagaimana menghancurkan generasi islam agar semakin jauh dari agamanya
Dan benteng yang pertama mereka serang adalah rumah tangga
Tidakkah kau lihat keberhasilan mereka sudah bisa di lihat
Lantas apakah kita akan tetap diam membiarkan mereka terus memporak-porandakannya?
0 Comments:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini