Subscribe Us

HATI YANG TERPAUT RINDU

Bagian 2 # Penolakan itu menyakitkan

Abqa meninju dingding kamarnya dengan keras. Tangannya berdarah tapi tidak dirasakannya. Baru seumur hidup ia merasakan penolakan. Dan rasanya itu sangat menyakitkan. Padahal ia menawari gadis itu dengan cara elegan menawarinya menjadi pengacara pribadi dan terakhir tawaran pernikahan. Bukankah tawaran itu cukup elegan untuk perempuan selangka dirinya? Tapi kedua-keduanya berakhir dengan penokan.


Yang menyakitkan bagi dirinya ,gadis itu menganggap dirinya sebagai laki-laki brengsek yang senang gonta-ganti perempuan yang menganggap pernikahan tak lebih sebagai pelarian, topeng kemunafikan atau apalah…. Sedangkan kesetiaan hal yang muskil dimiliki. Bagaimana bisa gadis seterpelajar dirinya bisa menyamaratakan bahwa semua laki-laki itu brengsek. Huh…..


Apa sebenarnya yang kamu inginkan Kayla Faradisa? Apakah aku laki-laki yang tidak termasuk dalam list kriteria idealmu? Hanya karena aku brengsek, itu menurutmu. Ceracau hatinya marah.
Abqa tidak pernah mengerti kenapa ia bisa semarah ini? Apakah ia mulai menyukai gadis itu?
Pertemuan secara tidak disengaja karena Kayla adalah pengacara yang dikenalkan oleh sahabatnya untuk mengungkap kasus pembunuhan ayahnya di tujuh bulan terakhir. Kata Adam, Kayla adalah pengacara yang sedang naik daun karena kasus-kasusnya bisa diselesaikan dengan baik. Dan memang benar itu terjadi. Kayla cerdas , teliti dan professional. Beberapa bulan bersamanya cukup bisa menilai gadis itu. Abqa suka dengan kecerdasan dan kemandiriannya. Kayla lawan bicara yang sangat menyenangkan, karena mungkin dia memiliki wawasan yang cukup luas. Belum pernah Abqa mengagumi seseorang sedalam ini. Hingga kasus ayahnya selesai sebulan yang lalu ia merasa sempat kehilangan. Kehilangan sebuah pertemuan diantara mereka tidak ada komunikasi lagi. Maklum ia juga cukup sibuk dengan urusannya. Sampai ide gila menawari gadis itu menjadi pengacara pribadinya ia tawarkan dan berakhir dengan sebuah penolakan.

Tok…tok….tok….tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Abqa berjalan menuju arah pintu.
Ceklek pintu terbuka dan munculah wajah orang kepercayaannya.
“Bagaiman kau sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu?”
Orang kepercayaannya itu mengangguk.
“Apa yang dia lakukan sekarang?”
“Gadis itu akan tinggal disebuah pesantren ,Tuan. Dan berencana akan mengajar disebuah Home Schooling.
“Terus awasi dia.”
Laki-laki itu mengangguk dan berlalu.
Jadi ini rencanamu Kayla. Meninggalkan impianmu menjadi seorang pengacara demi mengejar sebuah ketenangan. Jika kaupun bisa, mengapa aku tidak bisa. Tiba-tiba muncul sebuah ide dalam pikirannya. Laki-laki itu tersenyum.
Abqa menelpon seseorang untuk mempersiapkan apa yang dia inginkan. Laki-laki ambisius itu tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
#@@@#

Udara dingin malam di sebuah pesantren terasa menusuk sumsum tulangnya. Kayla merapatkan jaketnya kembali. Dia melangkahkan kaki menuju sebuah Mesjid. Baru Jam tiga pagi, tapi dia berniat melakukan qiyamul lailnya dimesjid. Sudah hampir seminggu dia berada disini. Hatinya terasa lebih tenang. Kasus-kasus , kemewahan semua sudah dia tinggalkan. Hatinya sudah mantap untuk mempelajari agama lebih dalam. Dia ingin jadi wanita yang baik dan suatu saat nanti ketika menjadi ibu, bisa mendidik anak-anaknya dengan pondasi agama yang kuat. Karena  anak-anak adalah investasi masa depannya.

Setelah mengambil air wudhu gadis itupun memasuki masjid dan mulai melaksanakan Qiyamul lailnya dengan tenang. Seperti ada aliran oase menyirami hatinya. Selesai shalat ia mulai menghafal surat-surat pendek yang ada di Juz 30. Mungkin ia merasa terlambat karena mempelajari agama di usia yang sudah tidak muda lagi. Tapi selagi masih ada kesempatan kenapa nggak? Keluarganya bukan orang yang agamis dan tidak memberikan pemahaman agama cukup baik. Jika membaca tulisan yang akhir-akhir ini trending di medsos tentang agama warisan. Baginya itu salah besar. Karena agama bagi orang tuanya cuma sekedar formalitas di KTP. Sedangkan bagi dirinya agama adalah pilihan yang harus diperjuangkan. Tidak boleh menjadi biasa-biasa saja tapi harus mempelajari agama sedalam-dalamnya.

Selesai menghafal Al-Qur’an Kayla melangkah keluar untuk mencari udara segar. Udara dipagi hari meski terasa dingin namun terasa sangat menyejukan.

“Kayla….” Sebuah suara mengejutkannya.
Deg…. Kenapa ia harus mendengar suara itu disini. Tidak mungkinkan kalau dia sedang berhalusinasi.
Kayla membalikan tubuhnya menghadap orang yang barusan memanggilnya. Dia sangat berharap itu hantu, rasanya bertemu hantu lebih baik daripada bertemu dengan orang yang ingin dihindarinya. Dan  dia benar-benar ada disini bagaimana bisa dirinya mengikutiku. Jadi ancamanya benar bukan gertakan belaka. Kayla membulatkan matanya tak percaya dengan jantung berdebar tidak karuan.

“Kenapa dengan wajahmu, kaget?!” ujar cowok itu dengan seringainya yang memuakan.
“Kupikir kau hantu?”
“Wow, gadis serealistis kamu masih takut hantu.” Cibirnya.
Kayla mengangkat bahu acuh. “Kenapa kau ada disini? Mau memata-mataiku?” suara Kayla terdengar kesal.
“Siapapun berhak ada disini.” Jawab Abqa sambil mensedekapkan tangannya.
Kayla menggigit bibir bawahnya. Jujur manusia didepannya terlihat keren dengan memakai sarung dan koko seperti ini. Berbeda dengan saat memakai pakaian kebesarannya, yang ada adalah aura kesombongan. Tapi ia yakin laki-laki itu ada disini karena memiliki misi untuk menghancurkan dirinya. Seperti kata-kata terakhir yang diucapkannya.
“Ya, kau berhak ada disini jika tujuannya memang belajar agama. Tapi aku cuma heran kenapa kita bisa berada ditempat yang sama.”
“Biar aku bisa memastikan kamu disini aman. Kau sudah taukan aku datang kemari untuk membayang-bayangi hidupmu sampai kamu menyerah. Dan ada satu lagi…….” Abqa menggantung ucapannya.
“Apa itu?” Tanya Kayla dengan suara bergetar menahan marah.
“Itu rahasia…..” Jawab Abqa dengan ekpresi wajah datarnya.
“Kau memang laki-laki tidak waras.” Ujar kayla sambil berlalu. Hatinya yang semula tenang mulai dihantui rasa was-was.
Aku tidak waras karena kau, Kayla. Makanya jangan pernah melakukan penolakan terhadapku, karena itu akan membuatku semakin tertantang untuk mendapatkannya, batin Abqa dalam hatinya
Kayla melangkahkan kakinya menuju pondok dengan tubuh gontai. Semangatnya untuk belajar agama disini mulai sedikit menyusut karena laki-laki tidak waras tadi. Tiap hari pasti ia akan sering bertemu dengan mahluk menyebalkan itu. Belum cukupkah diribetkan dengan kasus terakhir yang cukup menguras energinya. Kenapa harus ada kasus lagi yang menyita hatinya. Bagaimana harus menghindarinya. Laki-laki itu pasti sudah mencari banyak informasi tentang dirinya, mematai-matai hidupnya. Bersembunyi keujung duniapun pasti akan kembali ditemukan. Karena tujuannya satu, hanya ingin membuat dirinya menyerah lalu menerima keinginannya. Ah…sudahlah. Aku harus terbiasa melihat kehadirannya disini. ( to be continued )




0 Comments: