Santi baru saja selesai melaksanakan shalat Duha ketika bel rumah berbunyi. Dia segera merapikan mukena dengan tergesa berjalan menuju arah pintu depan. Siapa orang yang bertamu di jam segini,semenjak menikah dengan Yoga , dia nyaris tak punya aktivitas selain mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan jarang sekali ada orang yang bertamu selain dari pihak keluarga.
Suppraise, Santi tergangga melihat gadis cantik yang ada di depannya.
“MasyaAllah
ini Rena kan? Sejak kapan kamu berjilbab?” Santi memandang takjub pada sobatnya
yang model itu. Makin cantik aja dengan jilbabnya.
“
Supraise kan? Makin cantik kan?” Rena memutar-mutar tubuhnya seperti dia lagi
jalan di catwalk.
“
Alhamdulillah,” santi langsung memeluk temannya penuh rindu.
“
Ayo masuk Ren.” ajak Santi.
“
Ini rumah suamimu San.” Rena terheran-heran melihat rumah yang dindingnya penuh
gambar-gambar metal.
“
Ya, metal banget kan? Tapi mau gimana lagi aku juga ngak mau dengan suasana
seperti ini.
Inilah
resiko jadi istri seorang musisi”.
Suara Santi berubah sendu.
Yang
lebih parah kalau Yoga membawa teman-temanya latihan, MasyaAllah rumah jadi
seperti studio. Santi harus sabar menghadapinya.
Yoga
punya Grouf
musik sendiri aliran boy band dan sudah sering manggung ke kota-kota, kini mereka
berencana merilis album pertamanya.
Kebayang
kan punya seorang suami yang bakal jadi
bintang harus siap lahir batin.
“
Sepertinya kamu tidak bahagia punya suami seperti dia dan kamupun harus siap
menghadapi ketenaran dia nanti.” Ujar Rena.
Santi
mengigit bibir,sakit.
Apakah
dia bakal mampu menghadapi bayang-bayang ketenaran suaminya nanti. Mungkin
kalau suaminya seorang nasyider tak jadi masalah.
“
Kamu juga sekarang agak kurusan San, pasti banyak masalah dalam rumah tangga
kamu.”
Santi
tersenyum pahit.
“
Permasalahan dalam rumah tangga itu biasa banget, kamu juga nanti akan
mengalaminya.”
Rena
menggeleng-geleng kepala, kasihan dengan Santi pasti tersiksa banget.
“
Ngomong-ngomong apa yang membuat kamu berubah Ren, dan bagaimana kegiatan
modelmu?” Tanya santi mengalihkan topik pembicaraan.
“
Inilah hidayah San, aku bosan terus-terusan berada di masa lalu. Aku ingin
berubah, kelihatan anggun seperti kamu. Hidup lebih religius itu indah, ya? kegiatan model itu sudah aku
hentikan, planing kedepan aku mau bikin boutique muslimah.”
“Alhamdulillah,”
ucap Santi senang. “Terus berita bagus itu apa?”
“
Aku mau mengakhiri masa lajangku.” ucap Rena pelan.
“
Kamu ngak bercanda kan Ren?” Santi kaget juga mendengarnya.
“
Emang aku bicara ada tampang bercandanya? Serius lho San.”
Santi
kembali mengucap Hamdalah, “Kapan itu Ren?”
“
InsyaAllah bulan depan, kamu harus datang ya? Aku minta kadonya novel karya
kamu, dengan tema pernikahan yang romantis habis.”
“
Hm... dengan siapa Ren?”
“
Dia seorang dokter dan sekarang aku merasa beruntung keluarga Mas Amri religius
semua, jadi aku bisa belajar banyak agama pada keluarga suamiku.”
“
Alhamdullah, nasibmu beruntung banget.”
“
Mungkin disitulah adilnya Tuhan San, kamu diberi kesempatan besar untuk
membimbing suamimu dan sebaliknya dengan suamiku dikasih kesempatan
membingbingku.”
kata Rena.
“
Bisa juga ya?” Ujar
Santi.
“Eh....
san, disini pada kering ya? Kayaknya ngak pernah turun hujan.”
”Emang
kenapa?”
“Haus
banget.”
”Astagfirullah,
maaf ya Ren,
lupa.” Santi bangkit mengambil
air minum.
“
Maaf ya, cuma ini yang bisa aku suguhin ke kamu.” Santi menghidangkan syrup ABC sama puding coklat.
’’
Wuih....enak banget, kamu tahu selera aku. Makasih, ya? Tapi ada yang kurang nih.”
”Kurang
apalagi nona, itu aja belum di cicipi rakus banget sih?”
‘’Asinan
yang aku pesan, itu mana? “
“Tenang
sudah disiapin kok, nanti aja ya?”
“Nngak,
pengen sekarang.” rengek Rena.
“Aduh
Ren, kamu itu mau bertamu atau mau
malak?”
“
He..he.. sorry San,
jangan dimasukin kehati. Aku Cuma bercanda kok, udah rindu ngak ketemu kamu.
Kedatanganku menghibur juga kan?”
“
Menghibur banget, maklum diruman gak ada radio.” ujar santi sambil tersenyum.
Kedua
sahabat itu saling curhat menumpahkan kerinduan, tapi santi tidak menceritakan
apa yang terjadi dalam rumah tangganya. Selama dirinya masih bisa menghadapinya
sendiri, dia tidak akan cerita kepada orang lain tentang keadaan rumah
tangganya saat ini.[bersambung]
****
0 Comments:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini