Subscribe Us

IKLAN DAN FEMINISME

Satu-satunya iklan partai pemilu yang nggak jelas visi-misinya ya, PSI. Partai yang di usung anak muda dengan jargon "udah…udah…udah". Padahal untuk membuat iklan apalagi jam tayangnya sering muncul dilayat TV, pasti membutuhkan dana yang nggak sedikit. Tapi, mungkin tujuannya supaya mudah diingat atau karakter peradaban bangsa memang sudah sangat alay. Lihat aja isi content youtube, yang sangat di gandrungi remaja saat ini, bisa dapat like and  subcribe, itu youtube yang alay dan anehnya dapat penghargaan. Tapi, yang isi contennya motivasi, bisa mencerdaskan, dapat ribuan yang nonton juga sudah bersyukur.
So mundurnya sebuah peradaban itu bisa  dilihat kualitas rakyatnya, dan kualitas pemudanya. Sebuah negri yang maju, rakyatnya memiliki pemikiran level 4 dan  kontribusi pemudanya juga luar biasa untuk mencapai perubahan.

Saat beberapa waktu lalu negri ini gaduh dengan pemberitaan artis yang terseret prostitusi, kemana peran PSI yang katanya pembela kaum perempuan? Harusnya dia hadir mengkritisi kasus tersebut.  Prostitusi adalah perbuatan asusila yang melanggar norma-norma agama.
Apakah PSI sangat mendukung perbuatan nista tersebut dengan alasan HAM atau kesetaraan gender yang senantiasa digaungkan oleh kaum feminis? Dan PSI termasuk jajaran para peminis muda yang berusaha mencari panggung di perhelatan dunia politik.
Langkahnya yang penuh gebrakan membabi buta, namun jauh dari etika, membuat publik heboh. Apa sih, yang ingin dilakukan partai bau kancur ini? Bukannya mendapat simpati masyarakat, tapi banjir dengan hujatan yang ditujukan pada Grace Natalia atau Tsamara Amani ini. Lihat aja koment-koment di Youtube atau medsos untuk gebrakan anak muda milenial ini, pedesnya udah level 10.
Membaca komentar-komentar yang ditujukan pada perempuan sok pintar ini, sungguh sangat mengerikan. Mereka tidak paham agama, tapi mengobok-obok  persoalan agama.
Mau memperjuangkan penghapusan pologami, perda-perda Syari'ah dan terakhir memberi penghargaan kebohongan award pada  paslon dua. Benar-benar mencari panggung dengan jalan penuh kontraversi.
Segerombolan anak muda ini sungguh tidak memiliki visi-misi yang jelas, selain pembuat gaduh publik. Dia hanya memperkeruh suasana negri demokrasi yang sakit ini. Kenapa harus mengotak-atik masalah agama, jika tidak paham dengan agama tersebut?
Pemuda adalah agent of change. Banyak persoalan yang harus dicari solving problemnya. Biarkan masalah agama menjadi bagian para pemuka agama. Dan masalah poligami bukan ranah perdebatan yang harus dimunculkan kepublik yang akhirnya menjadi polemik. Poligami mubah. Persoalan ada ketidak adilan, kekerasan dalam rumah tangga, ada pihak yang tersakiti, itu kembalikan lagi pada pelaku yang mempraktekannya.
Jika PSI mau mencari tau dan membandingkannya antara praktek poligami dan perselingkuhan, jelas sekali akan lebih banyak laki-laki yang melakukan praktek perselingkuhan. Penelitian yang pernah dilakukan oleh dr. Boyke Dian Nugraha di klinik Pasutrinya, terhadap 200-an orang pasiennya. Menunjukkan hasil 4 dari 5 pria eksekutif melakukan perselingkuhan.
Dan perselingkuhan ini, perbuatan yang tidak bisa ditolerir lagi. Perselingkuhan yang menyebab rusaknya institusi rumah tangga. Bisa menyebabkan kekerasan fisik dan psikis didalamnya. Juga menambah cacatnya nasab, jika anak yang dilahirkan dihasilkan diluar pernikahan.
Terkait perselingkuhan, Indonesia mendapat peringkat kedua di Asia  dan mendapatkan  predikat tertinggi angka penceraian dikawasan Asia Pasifik. Sejak tahun 2009 hingga 2016, kenaikan angka perceraian meningkat 16-20 persen. Pada 2015 lalu, setiap satu jam terjadi 40 sidang perceraian atau ada  sekitar 340.000 lebih gugatan cerai.
Tingginya angka penceraian yang mungkin berawal dari kasus perselingkuhan merangkap perzinahan. Itu cukup mengerikan. Dan bagian ini sama sekali tidak disinggung oleh PSI.
Pemerintahpun sepertinya mengamini langkah anak muda yang haus ketenaran ini. Bukannya menggelambungkan ekstabitas partai simoncong merah, tapi justru membuat makin melempen. Tak perlu oposisi melawan petahana. Karena orang-orang petahana sendiri yang merusak citra leadership sang petahana.
Dunia politik negri ini sungguh penuh drama. Setiap hari akting-akting pemimpin dipertontonkan kepublik. Mereka mungkin layak mendapat piala citra atau piala oscar atas kebohongan yang disuguhkan atau pencitraan yang ditampilkan.
Duhai negriku, ada apa dengan dirimu? Bencana terus bergulir tiada henti bukannya menjadi ajang muhasabah agar negri tidak hilang kekamilannya. Yang ada semakin lungkrah dibalut angkara.
Akankah negri ini memiliki sosok pemuda yang mampu mengubah peradaban? Selayaknya islam masalalu melahirkan pemuda-pemudi yang kiprahnya sangat dinanti umat. Bukan gemar mencerca, serang sana- sini demi mencari panggung ketenaran. Sibuk mengurusi yang bukan keahliannya.
Banyak pemuda terjebak pergaulan bebas,narkotika, aborsi, tawuran berujung pembunuhan. Kenapa itu tidak jadi bagian yang PSI, pikirkan?
Inilah produk pendidikan liberal! Menghasilkan pemuda-pemudi yang miskin adab. Hanya islam yang mampu menghasilkan generasi-generasi islam yang mustanir. Pembinaan adalah bagian terpenting mencetak generasi berjiwa leader. Bilal bin Rabbah adalah salah satu pemuda binaan Rasul yang berhasil ditoreh dalam tinta sejarah peradaban. Berawal dari seorang budak yang tidak dianggp, keimanannya yang luar biasa dan juga pembinaan yang intesif mengantarkannya menjadi sang gubenur yang dihormati. Adakah hasil pendidikan hari ini seperti itu? Ada, tapi sangat sedikit sekali. Yang terjadi saat ini, pemuda hasil pendidikan sekuler bingung menentukan tujuan hidupnya. Jika berhasil hanya kesuksesan secara pribadi. Atau pemikirannya sangat membahayakan. Semacam anak-anak PSI and the gank.
Kita tidak bisa berharap, generasi saat ini bisa berkualitas. Karena kiblat kurikulum pendidikan juga nggak jelasnya arahnya. Satu-satunya yang masih dilakukan adalah mentasqif para pemuda-pemudi agar memiliki kepribadian islam. Dan dakwah harus terus berjalan. []







0 Comments:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini