Subscribe Us

JANGAN TERLENA DENGAN KEBAHAGIAAN

Kita senantiasa hidup terasa begitu tenang, karena apa yang kita inginkan semua sudah tercapai, dan akhirnya itu sangat melenakan kita. Harta, istri, anak-anak, jabatan, itu pada hakekatnya adalah titipin Allah. Kerap kali ketika semua sudah di genggam, kita lupa akan rasa nikmat yang sudah Allah berikan. Manusia itu jika di kasih ujian kebahagiaan, mereka mudah untuk kufur nikmat.

Berbeda halnya jika di uji dengan kemiskinan, daya survivenya lebih hebat, kualitas ibadahnya juga menjadi lebih bagus. Jika tidak percaya, baca cerita kisah tentang Qorun yang hidup sejaman dengan nabi Musa, ketika di uji kemiskinan dia menjadi orang yang gemar beribadah dan mengemis-ngemis ke pada Nabi Musa agar di doakan menjadi orang kaya. Meskipun, sudah di beri nasehat oleh nabi Musa, bahwa Qorun tidak akan mampu menggenggam amanah yang  akan Allah titipkan padanya, tapi Qorun tetap memaksa. Akhirnya nabi Musa mendoakan Qorun, dan Allah mengabulkan nabi Musa dengan menjadikan Qorun saudagar kaya raya, di masa itu. Dan ketika kekayaan yang sudah dia miliki tak terhitung jumlahnya, dia lalai akan perintah Allah. Menjadi orang yang takabur, riya, kikir, dan tidak mau membayar zakat. Hingga Allah memberikan dia azab, dengan ditelan ke perut bumi. Begitupun yang terjadi pada sahabat Rasulullah Tsa'labah, kisah keduanya tak jauh beda, mereka menjadi orang-orang yang ingkar.


Kebahagiaan adalah impian  orang. Dan kita selalu merasa yakin jika saat ini, Allah sudah mencukupkan semua yang kita inginkan, maka kita telah termasuk orang yang beriman padahal kita belum diuji dengan rasa takut, di uji dengan kelaparan dan juga kesedihan. Mari kita lihat bagaimana kisah generasi terdahulu kita, yaitu para nabi, para sahabat, dan para ulama salaful saleh, mereka mencapai tingkat keimanan dan ketakwaan tertinggi, karena hidupnya berteman ujian, dan mampu melewati ujian yang sudah Allah berikan. Allah berfirman dalam surat Al-Baqoroh ayat 155 dan 214, tentang ujian bagi orang beriman yaitu:
"Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Al Baqoroh (Sapi betina) ayat 155)

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." ( Al Baqoroh ayat 214 )



Maka senantiasa charger terus keimanan kita, jangan sampai menurun. Agar kita selalu siap kapanpun menerima ujian dari Allah, baik itu di waktu lapang atau waktu sempit. Selalu bersiap akan kehilangan, karena apa yang kita miliki, semua akan kembali kepada Allah. Jangan terlalu mencintai apa yang kita miliki terlalu berlebihan. Mencintai keluarga, jabatan dan harta dengan kadar lebih, hingga menomor duakan Allah, ketika Allah ambil satu persatu, itu rasanya akan terasa sangat menyakitkan. Cintai apa yang kita miliki sewajarnya, sedih sewajarnya, selalu yakin bahwa dalam kehidupan ini Allah ciptakan semuanya dalam satu paket, perjumpaan pasti akan bersanding dengan perpisahan. Kekayaan pasti akan bersanding dengan kemiskinan, dst. Jadi ketika Allah uji dengan kesenangan atau kesedihan, kita tetap menjadi orang yang bertakwa, taat menjalankan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya. Bukan terpuruk dalam keputus asaan. Atau terlarut dalam kebahagiaan yang berbalut kesombongan. Semoga kita menjadi orang yang kuat ketika mendapat ujian, karena kita memang layak di uji oleh Allah, hingga kita menjadi orang yang lebih baik  lagi dihadapan Allah. []

0 Comments:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini