Subscribe Us

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ERA MILINIAL


Pendidikan adalah tolak ukur majunya sebuah peradaban bangsa. Namun jika dalam pendidikan itu banyak sekali problematika yang di hadapi dan pemerintah kurang fokus memberikan perhatiannya pada masalah pendidikan akankah peradaban bangsa yang unggul  bisa tercapai. Menurut data UNESCO Indonesia menempuh angka ke 60 dalam tingkat membaca  ini merupakan sebuah bencana intelektual yang di hadapi bangsa ini. Fakta ini di perparah dengan kualitas pendidikan Indonesia dari 69 negara memasuki jajaran bawah menjadi cermin kuantitas dan kualitas tenaga pendidik yang dimiliki Indonesia. Serta masih banyaknya gedung sekolah yang belum memadai serta sangat minim fasilitas media pembelajaran dan nasib guru honorer masih terkatung-katung, di gaji tidak layak semakin kompleks permasalahan yang di hadapi dalam dunia pendidikan. Semakin bertambah berat perjuangan para pendidik dalam mendidik generasi di tengah lingkungan yang semakin dilematis dengan  kebobrokan moral.

Bergantinya roda kekuasaan yang mempengaruhi bergantinya sang mentri pendidikan,lalu kurikulum yang ikut berganti dalam waktu cepat menambah rumit pendidikan negri ini. Mata pelajaran yang banyak, administrasi guru yang cukup melelahkan dan kualitas anak didik yang makin hari makin memprihatinkan. Tentu jika hal ini tidak di carikan jalan keluarnya maka akan terjadi kerusakan di berbagai lini. Karena keberhasilan sebuah  pendidikan bisa kita nilai dari kualitas generasi bangsa yang di hasilkan. Jika melihat fakta yang terjadi , berbagai kerusakan dari tingkat birokrasi sampai pada rusaknya tatanan masyrakat kecil yang bernama keluarga setiap hari menghias layar kaca, itu bagian dari gagalnya sebuah lembaga yang bernama pendidikan. Tingkat korupsi yang semakin menggurita.  Dunia pendidikan yang semakin kehilangan esensinya ,dimana guru yang kehilangan figure teladan dan adab siswa yang semakin amburadul, sex bebas, narkoba dan tawuran semakin menambah citra buruk bobroknya pendidkan negri ini. Pemerintah belum memiliki solusi alternatif untuk permasalahan ini. Yang ada pendidikan diserahkan untuk di kelola swasta. Maka terjadilah kapitalisasi pendidikan yang semakin menyengsarakan masyrakat akibat mahalnya biaya pendidikan.
Ini semua adalah bukti dari diterapkannya sistem pendidikan sekuler yang memisahkan agama dalam kehidupan sehingga pendidikan hanya sekedar menggugurkan kewajiban pemerintah agar bebas dari kebodohan, bisa bersaing di era global dan bisa mendapatkan kerja. Jadi pendidikan dalam sistem demokrasi sekuler tujuannya adalah mencari keuntungan. Padahal dalam sebuah hadist dikatakan: “Barang siapa mempelajari suatu ilmu  yang seharusnya diharap adalah wajah Allah, tetapi ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta dunia, maka dia tidak akan mendapatkan wanginya Syurga pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud no 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2:338.
Jika mencari ilmu esensinya adalah dunia, maka lembaga pendidikan semakin tak jelas arahnya. Sedangkan dalam islam tujuan pendidikan adalah membangun sakhsiyah Islam. Anak didik akan di bangun dulu akidahnya sebelum mereka mempelajari ilmu-ilmu lainnya, sehingga anak didik menjadi individu-individu yang taat pada Rabb-Nya. Setelah itu mereka mereka harus menguasai tsaqofah islam dengan mempelajari ilmu yang termasuk Fardhu a’ain lalu memilih ilmu yang dikategorikan Fardhu kifayah. Dan mereka harus mampu menguasa IPTEK di ajarkan keterampilan-keterampilan dan pengetahuan yang mereka butuhkan agar bisa berinteraksi dengan kehidupannya. Seperti halnya ilmu-ilmu sains dan matematika dan mereka terampil menggunakan alat yang mendorong mereka menghasilkan penemuan-penemuan yang akan berguna untuk kemaslahatan umat. Dan ketika murid akan memasuki Universitas, di sinilah mereka diajarkan ilmu-ilmu utama yang menjadi  prasyarat, apakah ilmu budaya atau tsaqafah seperti Fiqh, Bahasa Arab, atau Tafsir Alquran, ataupun ilmu empiris seperti matematika, kimia, biologi, atau fisika, kedokteran, pertanian, tehnik dan industri penerbangan,dll.
Untuk menghasilkan generasi yang berkualitas seperti itu tentu anatara sekolah, rumah dan pemerintah harus saling bersinergi. Karena tidak bisa pendidikan jika di bebankan kepada salah satu pihak saja. Dan sistem pendidikan islam adalah satu-satunya solusi yang mendasar untuk mengganti sistem pendidikan sekuler saat ini. Pendidkan islam adalah upaya yang harus di perjuangkan untuk menghasilkan generasi islam yang berahlaqul karimah karena itulah  tujuan pendidika islam yang sebenarnya dengan di dukung kurikulum islam yang bersumber pada Al-Qur’an yang terstruktur dan terperogram serta jelas arahnya.
             Sejarah Islam sudah membuktikan bahwa pendidikan yang di miliki islam mampu menghasilkan generasi yang cemerlang memiliki aqliyah dan nafsiyah yang bersandar pada akidah islam.. Memiliki ilmu yang mumpuni dibidangnya, di tunjang dengan adab yang luhur. Sehingga Islam bisa mencapai puncak ke emasan, karena pendidikan saat itu jelas tujunnya kemana. Dan itu tak luput dari peran negara yang memiliki peran secara totalitas memperhatikan dunia pendidikan.
Menuntut ilmu dalam islam sangat dianjurkan  karena ahlakul karimah hanya bisa di peroleh lewat pendidikan, tauhid ditanamkan dalam jiwa melalui pendidikan dan begitu juga  pengetahuan  hanya bisa di peroleh melalui pendidikan. Agar umat ini terbebas dari kebodohan. Namun dalam mendidik islam sangat menganjurkan mempelajari  adab sebelum ilmu.
Dalam surat Al- Mujadilah  ayat 11 Allah SWT berfirman: “ Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”
Dari penjelasan ayat di atas hanya orang yang beriman dan berilmulah yang akan Allah tinggikan derajatnya. Dan jika hal ini ada dalam setiap diri seorang muslim maka puncak kejayaan Islam akan kembali bisa kita genggam.  Pendidikan terbaik hanya bisa di dapatkan ketika syariat islam di tegakan secara kaffah.
***


0 Comments:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini