Subscribe Us

LARA MENTARI # Part Lima

Mentari merasa sangat bahagia melihat Gara tertawa riang bermain bersama Pamannya di Jardin du Luxembourgh, sebuah taman yang terkenal indah di Paris. Mas Hanif yang hangat dan kebapakan membuat anak itu tidak mau jauh. Apalagi Mas Hanif sangat kretif membuat mainan untuk Gara. Hal yang tidak di dapatkan dari ayahnya sendiri. Mungkin kepergiannya ini adalah langkah yang benar. Menjauhkan Gara dari ayahnya tidak terlalu salah. Toh, Gara mendapat kasih sayang yang berlebih dari Mas Hanif.


Suasana pagi di Jardin du Luxembough banyak sekali warga di sini yang berolah raga.Jardin du Luxembourg terletak di arondisemen 6th, dan di mana penduduk setempat pergi untuk berlari.

"Mas, aku titip gara dulu sebentar ya? Aku mau berjalan-jalan sebentar merasakan udara sejuk di sini."

"Pergilah. Biar Gara aku yang jagain. Kamu butuh me time buat refreshing." suruhnya.

Mentaripun segera berlalu dengan langkah ringan menyusuri indahnya susana Jardin du Luxembrough di waktu pagi. Menyaksikan taman yang bersih sungguh sangat menyegarkan mata.

Prancis kota modern kiblat segala mode, yang sayang jika ke indahannya untuk di lewatkan. Kapan-kapan ia juga ingin berjalan-jalan ke Marseille, Les Baux de Provence, Avignon mencoba menikmati kepingan sejarah masa lalu. Dan juga ia ingin menikmati berjalan-jalan di sungai Seine yang di nikmati dengan menaiki Gandola.

Saat sedang melamun dengan segala rencananya. Mentari di kagetkan oleh seorang anak muda yang meminta bantuan untuk di photo.

"Mlle, je peux demander votre aide?" (Nona, bisakah saya minta bantuanmu?) tanya seorang anak muda sambil menyodorkan hapenya.

"S'il vous plait" ujar Mentari sambil menerima hape yang mereka sodorkan. Jadilah pagi ini Mentari menjadi photografer dadakan ke dua anak muda yang sepertinya sepasang kekasih.

"Merci Puis-je demander une photo avec vous?"

Mentaripun dengan senang hati menerima tawaran mereka.

"Puis-je savoir votre nom? Tu es très belle comme le visage de l'Asie que je vois souvent." ujar si gadis yang menemani pemuda tersebut.

"Je Suis Mentari. Originaire d'Indonésie."

"Wow ... Indonésie. J'aime ce pays. Surtout Bali. Je Seuis Catrine Ryder Et c'est mon amoureux Gerald Agler." ujar gadis itu riang dan memperkenalkan dirinya bahwa mereka di kota Prancis ini sedang belajar. Sedang asal mereka dari Britania Raya.

Setelah berbincang-bincang sebentar, mereka memisahkan diri. Dan Mentari kembali melanjutkan acara jalan-jalannya. Ketika melihat Gaufres sebuah makanan khas yang ada di jalanan Prancis dia menyempatkan diri untuk membelinya.

Gaufres adalah salah satu makanan jalanan paling populer di Perancis. Makanan ini mirip dengan wafel Belgia yang disajikan dengan selai cokelat dan gula bubuk sebagai topping. Harga Gaufres sangat terjangkau dan mudah ditemukan di jalanan berbagai kota di Perancis.
***

Erick benar-benar kacau dengan kepergian Mentari. Dia merasa tak rela jika Mentari menjauhkan dirinya dengan Gara. Di saat ia ingin memperbaiki kesalahannya sebagai seorang ayah, justru Mentari membawa anaknya pergi jauh. Tadi dia sudah datang menemui orang tua Mentari, dan mereka tidak tau apa-apa tentang Mentari. Erick juga mengakui semua kesalahannya, jika selama ini dia sudah menyia-nyiakan istrinya.

"Di pernikahan yang kami jalani dalam tiga tahun ini, Mentari sama sekali tidak salah. Dia sudah berusaha menjadi istri dan ibu yang baik. Hanya saja saya tidak pernah bisa mencintainya. Saya kembali menjalin hubungan dengan mantan pacar saya secara diam-diam. Mulanya Mentari tidak tahu, tapi dia pernah memergoki kami saat Chek in di sebuah hotel. Aku juga sering menyakitinya dan membuat dirinya banyak menangis. Jadi Mama dan Papa, jangan pernah salahkan Mentari di gagalnya pernikahan kami. Tapi akulah yang salah, dan berusaha melepasnya, agar Mentari bisa hidup bahagia tanpa aku menyakitinya lagi." ujar Erick panjang lebar dengan muka muram menahan kesedihan.

Orang tua Mentari terlihat shock mendengar penuturan menantunya ini. Selama ini ia sudah menyalahkan anaknya, tanpa meraba perasaan anaknya yang sedang terluka.

"Jadi kalau Papa dan Marah kecewa dan ingin marah, maka lampiaskan semuanya padaku. Karena aku di sini yang paling bertanggung jawab."

"Kau menyakiti anak perempuanku!" ayah Mentari langsung marah dan menampar muka Erick sampai bibir laki-laki itu berdarah. "Cari dia sampai ketemu. Jika kau sudah tidak mampu merawatnya dengan baik, kembalikan dia kesini dengan utuh. Aku tidak ingin anak dan cucuku berkeliaran jadi gembel di jalanan." tambahnya.

Sedang Ibu mentari menangis terisak. Ini semua salahnya, kalau bukan sifat keras kepalanya yang tidak bisa di bantah, Mentari tidak akan pernah ada di pernikahan yang menyakitkan ini.

"Aku akan memaafkanmu jika anakku kau bawa dengan baik ke rumah ini." ujar Ibu Mentari sambil terisak-isak.

Erick hanya bisa menunduk, menyesali semua kesalahannya. Jika dirinya bisa sedikit saja memberikan hatinya untuk Mentari, mungkin hal ini tidak akan terjadi. Tapi, semua sudah terjadi. Penyesalan sudah tidak berarti lagi. Tugasnya adalah mengembalikan kembali mantan istrinya ke rumah ini. []









1 Comments:

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini